Tampilkan postingan dengan label Banjir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Banjir. Tampilkan semua postingan
Kali Gendol Sudah Penuh, Sleman Siaga Banjir

Kali Gendol Sudah Penuh, Sleman Siaga Banjir

Lahar yang mendingin di Kali Gendol (Antara/ Noveradika)

VIVAnews - Banjir lahar dingin masih mengancam pemukiman warga di bantaran sungai yang berhulu ke Merapi. Kali Gendol, salah satu sungai yang berhulu ke Merapi, bahkan sudah dipenuhi aliran lahar dingin.

Widi Sutikno, Komandan Tanggap Darurat dan Penanggulangan Bencana Merapi Sleman mengatakan Kali Gendol bahkan sudah bercabang, masuk ke arah Kali Opak. "Untuk antisipasi banjir lahar dingin, kami melakukan kanalisasi khusus Kali Gendol dan Kali Opak," katanya kepada VIVAnews, Selasa 18 Januari 2011 pagi.

Pembuatan alur sungai agar lahar dingin tidak melimpah ke mana-mana. "Yang saya takutkan adalah jatuh korban jiwa. Kalau sarana-prasarana rusak, jembatan jebol tidak apa-apa. Itu bisa dibangun dan diperbaiki kembali, tapi kalau nyawa tidak bisa," ujarnya.

Makanya, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai selalu disiagakan. "Dan kami sudah mensosialisasikan agar bergeser dan mengungsi sementara jika arus sungai mulai deras," kata Widi.

"Untuk membetulkan alur sungai, kami keruk tengahnya dengan alat berat atau kami naikan pasirnya ke kiri dan ke kanan sungai. Supaya airnya jalan, karena kalau dibendung pasti meluap."

Sementara itu, "Selama musim hujan, kami siagakan alat berat di pinggir sungai aliran Kali Opak. Kalau nanti tertutup material, kami buka lagi."

Alat berat disiagakan di beberapa titik di antaranya, Dusun Salam dekat barak pengungsian, Geblok dekat jembatan yang terputus dan Teplok, dekat Mapolsek Cangkringan.

Laporan Erick Tanjung | Yogyakarta

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Korban Banjir Brazil Bertambah, 464 Tewas

Korban Banjir Brazil Bertambah, 464 Tewas

Banjir di suatu desa di negara bagian Rio de Janeiro, Brazil (AP Photo/Roberto Ferreira, Agencia O Dia)

VIVAnews - Tim penyelamat Brazil terus bersusah-payah menemukan para warga yang masih tertimbun reruntuhan dan lumpur akibat bencana banjir, Rabu 12 Januari 2011. Jumlah korban pun terus bertambah.

Menurut kantor berita Associated Press, hingga Kamis waktu setempat, 13 Januari 2011, sedikitnya 464 orang tewas akibat banjir bandang, yang disusul dengan tanah longsor, di negara bagian Rio de Janeiro, Brazil bagian tenggara. Wilayah-wilayah di lereng pegunungan mengalami kerusakan parah dan memiliki banyak korban jiwa.

"Saya mau lihat ayah! Saya mau lihat ayah!" seru seorang bocah sambil menangis ketika tim penyelamat menemukan ayahnya, yang sudah terbujur kaku, di kota Teresopolis. 

"Saya punya banyak teman yang masih terendam lumpur," kata Carols Eurico, warga kota Teresopolis. Pria berusia 35 tahun itu memiliki satu-satunya harta yang bisa dia selamatkan dari amukan banjir, yaitu seekor kelinci yang tetap berwarna putih kendati di sekitarnya sudah kotor dengan lumpur.

Baik pemerintah maupun tim penyelamat kesulitan membawa bantuan darurat lewat jalur darat. Pasalnya, jalan-jalan utama yang menghubungkan kota-kota yang dilanda banjir terhalang oleh timbunan tanah dan bebatuan.

Banjir dan longsor ini dipicu oleh hujan deras yang terjadi sepanjang Selasa dan Rabu kemarin di lereng pegunungan Serrana, negara bagian Rio de Janeiro. (kd)

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Korban Tewas Banjir Brasil Tembus 400, Terburuk dalam Dasawarsa

Korban Tewas Banjir Brasil Tembus 400, Terburuk dalam Dasawarsa

Jumat, 14/01/2011 05:34 WIB
Korban Tewas Banjir Brasil Tembus 400, Terburuk dalam Dasawarsa 
Laurencius Simanjuntak - detikNews


Foto: reuters Rio De Janeiro - Banjir besar dan longsor yang menyapu lereng bukit di luar ibukota Rio de Janeiro telah menewaskan sedikitnya 432 orang. Bencana ini tercatat sebagai yang terbesar dalam beberapa dasawarsa terakhir.

Seperti dilansir AFP, Jumat (14/1/2011), korban tewas kebanyakan dilaporkan dari kota Nova Friburgo, sekitar 140 km utara Rio. Sementara di kota Terespolis, sekitar some 100 km dari Rio, tercatat 175 korban dan dari kota tetangga, Petropolis, dilaporkan 39 orang tewas.

17 Korban tewas juga terdapat di kota kecil Sumidouro. Pejabat setempat memperingatkan, korban tewas masih terus akan bertambah. Sementara itu tim penyelemat sedang mengatur agar bisa mencapai lokasi kejadian.

Bersama lumpur, dinding tebal dari sejumlah apartemen di beberapa kota mengalir dan menjungkirbalikkan mobil-mobil di jalan. Gelombang banjir juga menyapu apapun yang ia lalui.

"Saya pikir saya akan mati," kata Ilair Pereira de Souza, seorang wanita 53 tahun yang secara ajaib melarikan diri ketika tetangganya di balkon melemparkannya sebuah tali.

"Bantu aku, tolonglah aku," pinta dia, dalam adegan ulang sepanjang hari di televisi Brasil.

Dia menyambar tali dan menghilang di bawah air berlumpur, sebelum muncul akhirnya kembali dan berpegangan tali. Namun saat muncul, anjingnya sudah tidak ada dalam pelukannya.

"Jika saya mencoba untuk menyelamatkannya, saya akan mati. Itu hal terburuk. Ia (anjing) sejenak menatap mata saya, dan kemudian dia hanyut," ujarnya tersedu.
(lrn/ddt)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here