Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan

5 Profesi Unik yang Masih Langka di Indonesia, Tertarik Gan?


Mencari pekerjaan di kota-kota besar memang ngga mudah kaya membalikkan telapak tangan ya guys. Persaingan yang tiada henti ditambah para fresh graduate yang berbondong-bondong ikut mencari pekerjaan, membuat kita harus punya skill yang berkualitas. Ternyata, bukan hanya pencari kerja yang kesulitan mencari perusahaan, tapi ada beberapa industri atau perusahaan di Indonesia yang justru kesulitan mencari pekerjanya. Mau tau apa aja? Ini nih 5 profesi yang masih langka dan masih dibutuhkan di Indonesia.
1. Penulis

http://www.suara.com/ 

Buat yang hoby nulis, langsung deh jadiin hobynya sebagai profesi. Karena di Indonesia, tradisi menulis jauh lebih rendah dibandingkan dengan tradisi membaca. Ya bisa dibayangin dong, minat bacanya aja rendah, apalagi minat buat menulis. Itulah kenapa profesi sebagai penulis masih terbilang langka di Indonesia.
2. Psikiater

https://hipnospot.blogspot.co.id/ 

Dari 235 juta penduduk, profesi psikiater di Indonesia hanya ada 616 jiwa. Kebanyakan ahli jiwa yang bergelar psikiater ini justru cuma berpraktek di kota-kota besar. Lalu bagaimana dengan daerah-daerah terpencil di Indonesia yang masih membutuhkan dokter jiwa guys? Tertarik ngga nih buat nekunin profesi yang satu ini?
3. Food Stylist

4.bp.blogspot.com 

Kalo liat menu makanan di restoran-restoran atau iklan makanan yang tampilannya lezat banget, pasti bikin cepet laper deh. Nah, membuat tampilan makanan menjadi indah itu merupakan pekerjaan seorang food stylist guys. Profesi ini juga terbilang masih langka di Indonesia, bahkan jumlah food stylist profesional belum sampai 10 orang. Padahal penghasilannya sangat menggiurkan lho.
4. Desainer Produk

http://www.bitebrands.co/ 

Dunia kreativitas memang ngga akan pernah padam guys, bahkan semakin berinovasi. Nah, profesi desainer produk juga akan menjadi pekerjaan yang berkembang guys di masa depan. Maraknya entrepeneur yang mau menciptkan produk dan label sendiri, tentu membuat profesi ini makin dibutuhkan banget. Sayangnya justru profesi desainer produk ternyata masih langka di Indonesia.
5. Financial Planer

http://muhamadazhari.com/ 

Ada yang tau profesi yang satu ini guys? financial planner sendiri ada 2 macamnya, yaitu financial planner independen dan financial non independen. Nah, financial planner independen, artinya mereka tidak bekerja pada sebuah lembaga keuangan tertentu. ketika melakukan jasanya dia dibayar oleh klien yang berkonsultasi. Kalau sudah selesai konsultasi, berarti selesai juga hubungannya.
Nah, kalau financial planner non independen, artinya mereka bekerja pada sebuah lembaga keuangan tertentu. Dia akan dibayar kalau setelah konsultasi klien, kemudian klien menggunakan jasa keuangan dari lembaga tempat dia bekerja. Dengan begitu, dia dibayar oleh lembaga keuangan di mana klien akan menempatkan uangnya untuk investasi ataupun asuransi. So, kalo lo tertarik buat menekuni profesi yang satu ini, lo bisa pilih mana yang lebih pas sesuai minat lo guys.
Nah, tertarik ngga buat coba 5 profesi di atas? Selain masih langka, pastinya saingan untuk di profesi ini bisa dibilang masih sedikit gengs. Silahkan beralih profesi kalo kamu mau coba tantangan baru dalam hidup. Anjaaaaay :D
 

Bisnis Keluarga Bisa Dilanjutkan oleh Profesional?

Bisnis Keluarga Bisa Dilanjutkan oleh Profesional?

Bisnis keluarga bisa saja membuka kesempatan bagi profesional untuk menjalankannya, namun lebih berisiko.

KOMPAS.com Perusahaan keluarga sudah tentu akan memilih anggota keluarganya sebagai pemegang tampuk kepemimpinan. Generasi kedua yang melanjutkan bisnis keluarga bisa saja anak, keponakan, cucu, atau saudara yang masih memiliki relasi keluarga. Lantas, apakah mungkin bisnis keluarga diturunkan kepada orang lain yang tak ada hubungan atau garis keluarga, tetapi profesional di bidangnya?

Putri Kuswisnu Wardani, generasi kedua penerus perusahaan kosmetik PT Mustika Ratu, mengatakan, anggota keluarga akan menjadi prioritas pertama dalam memilih penerus bisnis keluarga. Namun, kata Putri, tentu saja bukan asal pilih, harus memiliki kemauan dan kemampuan dalam menjalankan bisnis.

"Anggota keluarga harus melakukan adaptasi dan interaksi dalam perusahaan jauh hari. Proses ini berjalan alami dan anggota keluarga harus mau dan mampu menjalankannya. Harus sepenuh hati melewati proses yang berjalan alami. Kalau sudah yakin mau dan terlihat kemauannya, proses suksesi kepemimpinan dijalankan lebih intens, termasuk memahami falsafah dalam bisnis keluarga yang sudah berjalan sukses," tutur Putri saat ditemui Kompas Female seusai prosesi suksesi pucuk pemimpin PT Mustika Ratu di Jakarta, Rabu (12/1/2011).

Peralihan kepemimpinan bisnis keluarga dari suksesor kepada penerimanya (generasi kedua atau berikutnya) memerlukan kesiapan dari kedua belah pihak, kata Putri. Baik suksesor maupun penerima suksesi harus sepenuhnya siap menjalani pergantian kepemimpinan dalam perusahaan keluarga.

"Karenanya, dibutuhkan waktu yang panjang, tak bisa instan dalam menyiapkan suksesi kepemimpinan bisnis keluarga," kata Putri yang menjalani proses 25 tahun hingga akhirnya diserahi tanggung jawab melanjutkan bisnis keluarganya.

Bisa saja diserahkan kepada profesional
Menurut Putri, bisnis keluarga mungkin saja dilanjutkan oleh profesional yang mengemban tugas sebagai pemimpin. Dalam hal ini pihak keluarga berperan sebagai komisaris atau pemegang saham. Jika pilihan ini dianggap lebih baik oleh perusahaan keluarga, prosesi suksesi juga harus dilakukan secara bertahap.

"Profesional yang dipilih untuk melanjutkan bisnis keluarga harus sudah terlibat lama di perusahaan. Proses suksesi yang dilakukan juga persis sama seperti halnya terhadap anggota keluarga," ia menjelaskan.

Meski profesional mungkin saja dipilih sebagai pemimpin bisnis keluarga, hal ini akan menjadi pilihan terakhir. Memilih profesional sebagai pemimpin perusahaan keluarga juga memungkinkan menimbulkan risiko ketidakpercayaan dari keluarga.

"Memilih anggota keluarga setidaknya lebih mengurangi risiko ketidakpercayaan dari keluarga secara keseluruhan," ujarnya.


WAF

Editor: Dini


View the original article here

Celah Bisnis yang Mengubah Citra Bumil

Celah Bisnis yang Mengubah Citra Bumil

Meski hamil sembilan bulan, bumil tetap tampil keren dengan jeans maternity yang tepat.

KOMPAS.com Berbagai hal seputar kehamilan bisa menjadi peluang bisnis menggiurkan di Indonesia. Pasalnya, pasar Indonesia memang terbuka dari segala kalangan, ditambah jumlah penduduk yang mencapai ratusan juta jiwa dan angka kelahiran yang tinggi. Inilah celah yang juga dilirik Holy Sie, BBA, pendiri dan pemilik usaha jins untuk ibu hamil (maternity jeans) berlabel Yasashii Jeans.

Pilihan Holy untuk membuka lapangan pekerjaan dengan berbisnis jins bumil didasarkan pada pengalaman pribadinya. Tak sulit mencari ide bisnis asalkan jeli melihat kebutuhan orang lain, seperti yang dialami Holy. Perempuan yang juga berprofesi sebagai peneliti dan trainer bersertifikat ini cerdik belajar dari kehamilannya. Saat hamil anak pertama pada 2006, Holy bermukim di Jepang sambil menjalani profesinya. Sebagai ibu bekerja, Holy membutuhkan busana yang menunjang penampilannya. Jins menjadi pilihan Holy sebagai salah satu busana kerja. Apalagi di Jepang, desain jins untuk bumil menarik mata dan apik dikenakan. Modelnya yang disesuaikan dengan bentuk tubuh membuat penampilan bumil lebih menarik dan seksi.

"Biasanya bumil mengenakan jins suami atau berukuran longgar yang tidak sesuai dengan bentuk tubuh. Dengan pakaian yang tepat, bumi bisa tetap tampil keren dan seksi," kata Holy kepada Kompas Female.

Menantang diri dengan ide kreatif yang berbeda
Menurut Holy, setelah mengamati pasar di Indonesia, jins kreasinya menjadi jawaban bagi bumil yang senang tampil modis. Namun, di sisi lain juga ada penolakan. Di Indonesia, kata Holy, bumil selalu identik dengan gaya out of date. Mengubah citra (image) bumil yang kerap tampil apa adanya tanpa memikirkan busana yang menarik memang membutuhkan kesabaran.

"Di pusat grosir pun masih banyak toko yang menolak produk saya dengan alasan tidak akan ada orang yang mencari model pakaian seperti yang saya buat. Saya masih harus banyak berjuang dalam memasarkan produk," ujarnya.

Namun, di sisi lain Holy meyakini, fashion untuk bumil punya ceruk pasar yang menarik untuk digali. Dia bahkan yakin, menyediakan busana yang lebih gaya bisa mengatasi salah satu masalah bumil yang bikin frustrasi. Baginya, tak sedikit bumil yang gelisah dengan perubahan bentuk tubuhnya selama hamil dan mengkhawatirkan penampilan selama mengandung. Akan tetapi, dengan  menyediakan produk fashion jins bumil, Holy mengaku bisa membantu menemukan solusi berbusana bagi bumil yang memerhatikan citra diri, terutama bumil bekerja.

Beda produk kaya inovasi
Tidak sedikit jins hamil yang beredar di pasaran. Menyadari produknya bukan barang baru, Holy merancang jins bumil dengan model berbeda dari yang sudah ada.

"Jins yang saya buat terbuat dari bahan jins cukup tebal, bukan bahan kain denim biasa. Desain sangat disesuaikan dengan bentuk tubuh bumil sehingga pas di tubuh, membuat bumil bisa tampak jauh lebih langsing daripada mengenakan jins yang tidak berbentuk. Sedangkan pinggangnya jatuh di bawah perut sehingga tidak ada celah pada bagian perut ke paha. Bumil masih bisa mengenakan ban pinggang agar tampak lebih modis," ia menjelaskan.

Jins merek Yasashii ini memang detail memerhatikan kebutuhan bumil dalam rancangan celananya, termasuk desain kantong kangguru pada jins bumil yang penuh sampai ke bawah lingkar dada. Dengan begitu, bumil tidak tersiksa dengan karet di sekitar perut dan masih bisa menggunakan kaus ketat tanpa harus terlihat kerut celana pada perut. Selain itu, kantung kangguru bisa membantu menyangga kulit sekitar perut agar tidak terlalu berat menopang beban janin. Desain ini sengaja dirancang agar perut bumil bisa kembali normal lebih cepat setelah melahirkan.

Holy pun meyakini, inovasi ide yang menurutnya kecil ini nanti akan membawa perubahan besar. Setidaknya, melalui rancangan jinsnya, Holy menunjukkan perhatian khusus kepada bumil, terutama bperempuan yang punya kepedulian tinggi dengan bentuk badan dan citra diri.

Memilih sistem konsinyasi dan "online"
Holy menggunakan sistem konsinyasi (titip jual) di sejumlah pusat grosir di Jakarta serta sistem online. Baginya, kedua jenis penjualan ini punya kelebihan masing-masing. Pelanggan bisa lebih leluasa mencoba jins jika membelinya di pusat grosir. Tentu cara ini memberikan kepuasan tersendiri bagi pembeli.

"Khusus untuk produk fashion, customer biasanya akan lebih sreg membeli kalau melihat langsung dan bentuknya pas di badan serta keren. Ditambah lagi untuk bumil, yang paling penting adalah nyaman. Namun, kekurangannya adalah saya tidak bisa menjangkau area yang luas karena tentu saja hanya per area," katanya.

Adapun sistem online memungkin Holy menjangkau lebih banyak tempat. Sayang, pembeli harus mengira-ngira ukuran jins yang tepat untuknya meski sudah dilampirkan foto produk di blog tempatnya mempromosikan Yasashii Jeans.

"Internet memang cocok untuk media perkenalan produk dan menjalin kepercayaan publik dalam menjalani bisnis maternity," lanjut Holy, yang lebih mengandalkan sistem penjualan konsinyasi.

Hingga saat ini Yasashii Jeans bisa ditemukan sejumlah pusat grosir atau retail, seperti WTC Mangga Dua, ITC Kuningan, Plaza Semanggi, dan ITC Cempaka Mas. Dengan  kisaran harga Rp 125.000 per potong, Holy mampu meraup omzet sekitar Rp 20 juta per bulan dan menikmati profit 20 persennya.

Peluang masih terbuka lebar
Yasashii Jeans menyediakan jins bumil dengan usia kehamilan hingga sembilan bulan. Awalnya Holy memang hanya mendesain jins bumil hingga usia kehamilan lima bulan. Namun, potensi bisnis bagi Holy terbuka lebih lebar jika mampu menyokong kebutuhan bumil sepanjang kehamilannya. Seputar kehamilan dan penampilan bumil masih menjadi fokus perhatian Holy, yang bisa diterjemahkan menjadi peluang bisnis.

"Masih banyak yang bisa digarap dari bisnis maternity," ungkapnya sambil menyebutkan ikat pinggang untuk bumil, baju hamil khusus ibu bekerja, baju hamil untuk pesta, dan celana pendek untuk santai. Selain itu, katanya, fashion yang tepat, seperti gendongan khusus dengan penutup untuk ibu menyusui, bisa mendukung pemberian ASI eksklusif enam bulan hingga dua tahun.

Ke depan, dengan bantuan permodalan yang jauh lebih besar, Holy berharap bisa menggarap semua ide bisnis untuk mengembangkan sayapnya semakin lebar.

Optimisme dan inovasi kreatif Holy patut ditiru dalam membangun kewirausahaan. Apalagi, Holy berhasil menyabet penghargaan lomba Wanita Wirausaha BNI-Femina 2009. Sebuah bukti keberhasilan Holy mengembangkan Yasashii Jeans yang mengedepankan kenyamanan pelanggannya, para ibu hamil.

Info Yasashii Jeans:
www.yasashiijeans.blogspot.com
Jalan Aries Asri VII Blok E5/15, Jakarta 11620


WAF

Editor: Dini


View the original article here

Agar Bisnis Keluarga Tetap Eksis

Agar Bisnis Keluarga Tetap Eksis

Anak akan merekam kegiatan bisnis orangtuanya, jika dilibatkan sejak kecil.

KOMPAS.com - Bisnis keluarga mampu bertahan berkesinambungan puluhan tahun jika dikelola secara profesional, dengan tetap mewariskan budaya keluarga. Pewaris tahta bisnis keluarga, perlu dipersiapkan jauh hari, untuk mengenali seluk-beluk bisnis agar nantinya mampu melanjutkan kesuksesan yang telah dirintis pendirinya. Menyiapkan regenerasi secara matang menjadi kunci kesuksesan sejumlah bisnis keluarga. Lantas seperti apa caranya?

Membangun mentalitas yang tak instan
Umumnya, bisnis keluarga akan dilanjutkan oleh generasi kedua dan seterusnya. Anak, cucu, keponakan, adalah orang-orang terpilih yang akan mengemban tugas berikutnya, mewarisi kesuksesan pendiri perusahaannya. Agar bisa sukses melebihi upaya yang dirintis generasi pertama, si pewaris tahta harus dilibatkan dalam bisnis sejak dini. Bahkan, calon pengganti pendiri perusahaan harus mau dan mampu terjun langsung dari level bawah. Tak lantas menggantikan posisi teratas dalam perusahaan secara instan.

Melibatkan anak dalam kegiatan bisnis orangtuanya sejak dini melatih mentalitas kewirausahaan. Anak akan merekam perilaku orangtuanya saat menjalani usaha. Pengalaman inilah yang akan melekat dalam dirinya.

"Orang Indonesia cenderung meminta anak fokus ke sekolah saja setinggi-tingginya, sementara orangtua menjalani berbisnis. Saat anak harus menggantikan bisnis orangtuanya, yang terjadi adalah usaha tak berhasil karena anak tidak tahu cara berjualan atau menghadapi konsumen," jelas pengamat ekonomi Aviliani, dalam seminar wirausaha beberapa waktu lalu.

Aviliani menegaskan, dengan bangunan mentalitas wirausaha yang kuat, pebisnis mampu bertahan dalam berbagai kondisi. Dengan mental yang kuat, pebisnis takkan begitu saja menutup usahanya saat sedikit merugi atau mengalami masa krisis.

Mentalitas seperti inilah yang penting dimiliki pewaris bisnis keluarga jika ingin perusahaan keluarga semakin mampu melebarkan sayapnya.

Mau dan mampu
Putri Kuswisnu Wardani, penerus bisnis keluarga PT Mustika Ratu Tbk generasi kedua, mengalami proses pembentukan mentalitas ini. Diakuinya, penggemblengan yang dilakukan orangtuanya terhadap semua anaknya menjadi bagian dari persiapan diri untuk menjadi pemimpin perusahaan di kemudian hari. Butuh waktu 25 tahun bagi Putri untuk menggembleng dirinya untuk memahami seluk-beluk bisnis keluarga. Saat tampuk kepemimpinan akhirnya dialihkan kepadanya, Putri sudah terbentuk menjadi pengusaha yang mau dan mampu melanjutkan kesuksesan orangtuanya.

"Syaratnya harus mau dan mampu terjun langsung dan melanjutkan bisnis keluarga. Agar semua dijalankan sepenuh hati," katanya saat ditemui Kompas Female usai penyerahan pucuk kepemimpinan Mustika Ratu beberapa waktu lalu.

Kemampuan bisa didapati pewaris tahta bisnis keluarga dari pendidikan formal, maupun pengalaman langsung terjun di lapangan. Pengalaman terlibat dalam bisnis keluarga dari posisi bawahan semakin menguatkan mentalitas calon pewaris tahta. Melalui pengalaman inilah, generasi kedua atau berikutnya bisa menilai apakah dirinya mampu melanjutkan bisnis warisan keluarga. Begitu juga dengan kemauan. Ketertarikan dan panggilan hati untuk melanjutkan bisnis keluarga diperlukan agar mampu menjalani perusahaan dengan maksimal. Generasi penerus bisnis keluarga hanya bisa tahu apakah ia mau dan mampu dengan mau mencoba dan melibatkan diri dalam berbisnis.

Menjaga keutuhan keluarga
Konflik kepentingan berpotensi muncul dalam perusahaan keluarga. Untuk menghindari ini, pimpinan perusahaan yang juga umumnya adalah pemimpin dalam keluarga atau orangtua perlu membangun komunikasi dua arah. Keutuhan keluarga menjadi kunci sukses yang tak kalah penting dalam eksistensi bisnis keluarga.

"Kerukunan keluarga perlu dijaga. Seperti orangtua saya yang mengatakan jika bisnis keluarga sukses itu karena adik-adik saya yang baik hati. Namun jika bisnis keluarga gagal itu disebabkan karena saya yang gagal menjaga kerukunan keluarga," jelas Irwan Hidayat, direktur utama PT Sido Muncul dalam acara prosesi Suksesi Kepemimpinan Puncak (CEO) Perusahaan Keluarga Mustika Ratu Tbk, Rabu (12/1/2011) lalu di Jakarta.

Pengalaman Irwan menunjukkan, keutuhan keluarga dalam wujud kerukunan punya pengaruh besar terhadap keberlangsungan bisnis keluarga. Keutuhan keluarga bisa diwujudkan dengan sikap saling menghargai dan memberikan dukungan. Untuk mewujudkannya setiap anggota keluarga diberikan pilihan dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Termasuk juga untuk menyampaikan pendapatnya dalam merespons berbagai permasalahan dalam bisnis keluarga.

"Saya, kakak, dan adik saya diberikan pilihan dan kesempatan untuk terlibat dalam bisnis keluarga. Namun memang masing-masing orang memiliki pilihan dan minat yang berbeda ," jelas Putri, menggambarkan terbukanya komunikasi dan pilihan dalam keluarga besar Mooryati Soedibyo. "Kakak saya pernah terlibat dalam bisnis keluarga, sebentar saja hanya enam bulan, hingga akhirnya memutuskan untuk kembali kepada profesinya. Adik-adik saya juga pernah terlibat dalam bisnis keluarga. Ada yang bertahan lima tahun lalu memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Ada juga yang memilih untuk fokus mengelola salah satu spa kami di Kanada. Setiap orang punya pilihan dan memang diberikan pilihan."


WAF

Editor: Dini


View the original article here

Bisnis yang Lahirkan Orang Kaya Baru RI

Bisnis yang Lahirkan Orang Kaya Baru RI

Sejumlah sektor bisnis menyumbang pertumbuhan orang kaya baru Indonesia. Apa saja? Gedung pencakar langit di Jakarta  

VIVAnews - Kelas menengah Indonesia tumbuh sangat pesat dalam satu dekade ini. Dari 1999 hingga 2009, kelompok menengah ini telah melonjak dua kali lipat dari 45 juta jiwa menjadi 93 juta jiwa.

Ekonom Dradjad Wibowo menyebutkan pertumbuhan kelompok menengah tersebut lebih didorong oleh perkembangan pesat sejumlah sektor bisnis, reformasi kebijakan ekonomi dan politik, serta otonomi daerah.

Dalam beberapa tahun ini, pertumbuhan kelas menengah bahkan meningkat cukup pesat di daerah, khususnya di Sumatra dan Kalimantan. "Banyak politisi, pimpinan ormas dan pebisnis daerah yang beruntung dengan otonomi daerah serta kenaikan harga komoditas dunia."

Sedangkan, di kota-kota besar, menurut Dradjad, pertumbuhan kelas menengah muncul dari booming di sektor keuangan, teknologi informasi dan industri kreatif. Mereka yang beruntung adalah para pekerja dan eksekutif kantoran, wirausahawan baru, para profesional serta anak-anak muda yang terjun di industri kreatif. Mereka umumnya adalah kelompok yang menempuh pendidikan tinggi dan terbiasa dengan Internet.

"Mereka ini masuk kategori kelompok orang mapan atau kaya baru," kata Dradjad kepada VIVAnews.com di Jakarta. "Pertumbuhan kelompok ini sangat pesat."

Jika mengacu data Badan Pusat Statistik berdasarkan jumlah pengeluaran, mereka masuk kelompok menengah-tengah jumlahnya meningkat hampir tiga kali lipat ,dari 7,5 juta menjadi 22 juta jiwa dalam satu dekade. Kelompok menengah-atas bahkan naik lima kali lipat dari 0,4 juta menjadi 2,23 juta jiwa. Sedangkan, kelompok berkecukupan naik 0,1 juta menjadi 0,37 juta jiwa.

Sedangkan, data BPS 2010 menyebutkan dari 83,6 juta pekerja berpenghasilan tetap di Indonesia, sebanyak 30 persen atau 25,08 juta jiwa masuk kategori kelas menengah dengan pendapatan US$5.356 atau Rp48,25 juta per tahun. Sedangkan untuk golongan atas berjumlah 10 persen atau 8,36 juta jiwa rata-rata penghasilannya US$14.198 atau Rp127,9 juta per tahun.

Untuk lebih memperjelas bagaimana sektor-sektor bisnis tersebut menjadi sumber penghasilan orang-orang kaya baru, berikut ini penjelasannya:

Sektor keuangan

Sektor keuangan merupakan salah satu sektor yang tumbuh pesat di Indonesia. Khusus sektor perbankan telah mengalami pertumbuhan sangat signifikan dalam satu dekade. Pada tahun 2000, total aset perbankan sekitar Rp1000 triliun, namun pada akhir 2009 sudah melonjak tajam menjadi Rp2500 triliun. Itu belum termasuk industri asuransi, reksa dana dan pasar modal.

Sektor pertanian

Sektor pertanian, khususnya perkebunan kelapa sawit yang berkembang pesat menjadi sumber pertumbuhan orang kaya Indonesia. Banyak petani-petani perkebunan kelapa sawit kini makin sejahtera. Bahkan, tak sedikit kalangan elit daerah, mulai dari politisi, ormas yang kini menjadi orang kaya baru.

"Mereka dulunya biasa-biasa saja, dengan adanya otonomi daerah, mereka kini umumnya punya kebun sawit minimal 100 hektare hingga ribuan hektare," ujar Dradjad yang gemar ke daerah sebagai Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional. Sejumlah miliarder Indonesia, menurut Forbes, juga merupakan orang kaya Indonesia yang mengandalkan bisnis dari perkebunan kelapa sawit.

Sektor pertambangan

Pertambangan, khususnya batu bara, menurut Dradjad Wibowo, merupakan sumber pertumbuhan orang kaya baru Indonesia. Seperti halnya perkebunan sawit, jika  dulu sumber alam dikuasai oleh kelompok terbatas, sekarang penguasaan atas aset-aset sumber alam seperti batu bara lebih meluas ke elit-elit politik, pebisnis lokal dan ormas yang memiliki akses lebih mudah terhadap pimpinan di daerah. Beberapa miliarder baru Indonesia yang masuk majalah Forbes, juga orang-orang yang bergerak di tambang batu bara.

Teknologi informasi

Teknologi informasi merupakan salah satu sektor yang tumbuh pesat di Indonesia. Sektor telekomunikasi merupakan sektor yang tumbuh paling pesat. Indonesia merupakan pasar ponsel terbesar di Asia Tenggara. Internet juga tumbuh signifikan. Tak heran jika bermunculan pebisnis baru di sektor hilir seperti maraknya pedagang ponsel hingga bermunculannya perusahaan-perusahaan konten penunjang.

Industri kreatif

Industri Kreatif merupakan salah satu industri yang makin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini antara lain fashion, musik, film, budaya, teknologi, kuliner, batik dan kerajinan. Menurut Dradjad, tumbuhnya industri kreatif didorong oleh anak-anak muda Indonesia yang sekolah di luar negeri, juga yang sekolah di dalam negeri namun kreatif memanfaatkan keahlian mereka. Kebanyakan mereka juga memasarkan produk-produknya lewat Internet. (kd)

• VIVAnews

View the original article here

Bisnis Suku Cadang kian Menggiurkan

Bisnis Suku Cadang kian Menggiurkan

Pertumbuhan signifikan penjualan sepeda motor dari tahun ke tahun, menunjukkan besarnya potensi pangsa pasar otomotif Indonesia. Penjualan motor nasional sepanjang semester pertama 2010, mencapai 3.599.322 unit setara dengan 61,5 persen pada 2009. Di penghujung tahun ini, diperkirakan penjualan motor akan melampaui penjualan pada 2009. Hal ini, tentunya turut berimbas pada peningkatan penjualan onderdil motor.

Setiap harinya, ratusan sepeda motor para pembeli memadati toko-toko yang berjajar di sisi kanan dan kiri jalan. Ban, pelek, helm, dan aneka variasi motor dipajang dalam etalase toko yang terbentang hingga jarak 500 meter lebih. Saat ini terdapat sekitar 200 toko menjajakan spare part motor dan variasi di lokasi tersebut. Pembeli pun berdatangan dari mana-mana. Mulai dari sekitar Jakarta sampai luar kota. Menurut Lenny, pemilik Toko Onderdil Tri Jaya yang sudah berjualan sejak 1979, Kebanyakan pembelinya berasal dari Jakarta. Sedangkan pembeli dari pinggiran Jakarta semakin berkurang. Karena toko onderdil di pinggir jalan tambah banyak, Seperti di Ciledug, Jalan Otista Raya, hingga Jalan Raya Bogor. Produk yang dijualnya merupakan onderdil motor asli yang dikeluarkan produsen resmi Jepang, seperti Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki Genuine Parts. Seperti : kanvas rem, rantai, gir, karet tromol, busi, dan sebagainya. Mulai dari harga Rp. 2.000 per item sampai onderdil yang harganya jutaan. Adapun onderdil yang banyak dibeli adalah komponen yang memang rutin diganti. Diantaranya : kanvas rem, karet tromol, atau busi. Rata-rata pembeli di Toko Tri Jaya sebanyak 20 orang per hari. Biasanya hari Sabtu dan Minggu jumlah pengunjung naik dua kali lipat. Kebanyakan adalah pembeli eceran. Mereka membeli suku cadang yang harganya berkisar antara Rp. 20.000 ? Rp. 100.000 per item.

Agar pasar otomotif roda dua dapat berkembang lebih besar lagi. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan pun berjanji akan membuat semua regulasi yang sejalan untuk mempermudah para pelaku industri di bidang ini. ?Kami akan mendukung dengan membuat regulasi yang memudahkan pelaku industri otomotif, khususnya roda dua,? ujar Menteri Perhubungan, Freedy Numberi. Regulasi itu menurutnya penting, agar para pelaku industri di tanah air tidak merasa kesulitan dalam hal investasi dan pengembangan bisnisnya di Indonesia.

Sumber

Temukan lebih banyak Info tentang spare part motor & Onderdil motor


View the original article here

Memulai Bisnis Harus Sejak Usia Muda?

Memulai Bisnis Harus Sejak Usia Muda?

Pengalaman, walau bagaimanapun juga, terbukti akan jauh lebih berharga dibandingkan keberanian yang bodoh.

KOMPAS.com — Menurut mitos modern, ciri-ciri calon pengusaha berhasil umumnya didominasi kaum pria yang kutu buku berusia 20-an, tidak dewasa, dan tinggal selangkah lagi menuju kesuksesan dan ketenaran. Hal tersebut muncul seiring dengan mencuatnya nama-nama seperti Bill Gates, Marc Andreessen pendiri Netscape, para lelaki Google, Larry Page dan Sergey Brin. Meskipun cerita mereka cocok dengan mitos yang ada, tetapi hampir semua stereotip tersebut salah.

Buktinya, saat ini di Amerika Serikat perempuanlah yang menjadi kekuatan penggerak di balik banyaknya bisnis baru. Pusat Riset Bisnis Perempuan di sana bahkan menyatakan perkembangan bisnis yang dimiliki perempuan tumbuh hampir dua kali lipat daripada kebanyakan perusahaan yang ada. Mereka mempekerjakan lebih dari 12,8 juta pegawai. Menghabiskan 550 juta dollar AS  (sekitar Rp 5,17 triliun) untuk gaji dan tunjangan karyawan, serta membukukan penjualan akhir 1,9 triliun dollar AS (sekitar Rp 17,86 triliun).

Mitos kewiraswastaan pun jadi penting karena dapat mengendurkan semangat mereka yang tidak memenuhi kriteria. Namun, meskipun tidak sesuai, pengusaha perempuan telah mengucurkan jutaan dollar AS ke dalam perekonomian Amerika dan dunia. Lalu, yang terpenting, mereka melakukan segala sesuatu dengan aturan main sendiri!

Aturan dari segi usia sangat bisa dipatahkan. Jill Blashack Strahan (48), misalnya. Ia memulai Tastefully Simple di usia 37. Saat itu ia telah menikah dan punya anak. Menurutnya, usia matang adalah salah satu kunci keberhasilan. "Waktu muda, saya tidak mengenali siapa diri saya sebenarnya," ujar Jill. "Sedangkan untuk jadi pemimpin yang hebat, kita harus mengetahui diri kita dengan baik."

Menurut penelitian Simon Parker, dosen ekonomi dan kewiraswastaan di University of Durham, Inggris, sebagian besar bisnis yang dimiliki pengusaha berusia matang memiliki kecenderungan bertahan lama. Usia rata-rata pemimpin perusahaan yang ada dalam Inc. 500, daftar perusahaan swasta dengan pertumbuhan tercepat, adalah 43 tahun. Pengusaha tertua Doris Drucker memulai perusahaan pertamanya saat berumur 82 tahun.

Meski demikian, ada anggapan bahwa menjadi pengusaha harus dimulai sejak muda, karena hanya orang muda yang cukup berani mencoba sesuatu dengan tingkat kegagalan tinggi. Namun, ternyata pengalaman biar bagaimanapun juga, terbukti akan jauh lebih berharga dibandingkan dengan keberanian yang bodoh.

Sewaktu Carol Latham, 67 tahun, masuk ke dalam kelas bisnis, para mahasiswa langsung terkaget-kaget. Terlihat jelas apa yang ada di dalam benak mereka: "Ia pengusaha? Tidak mungkin! Terlalu tua!" Kemudian Carol berbagi cerita.

Ia adalah seorang ahli kimia di Cleveland yang kemudian berhenti bekerja untuk mengasuh anak. Ia tinggal di rumah selama 18 tahun, dan baru kembali bekerja pada tahun 1981. Pertengahan 1980-an, saat ukuran komputer mengecil, Carol menyadari bahwa komputer yang terlalu panas akan menimbulkan masalah besar. Bertumpu pada latar belakang kimia, ia mendapat ide untuk menggunakan material pengantar panas dengan bahan polimer.

Tahun 1989, ia nekat membuka perusahaannya sendiri, Thermagon. Carol lalu kekurangan uang untuk membayar gaji, tetapi hatinya tidak ciut. "Pengalaman sebagai ibu rumah tangga membuat saya bisa memotivasi orang, tanpa uang. Saya sendiri dulu sering menjadi relawan. Saya terpikir untuk menggerakkan orang mengerjakan sesuatu tanpa imbalan apa pun. Ternyata saya berhasil melakukannya," lanjut Carol.

Ia mempekerjakan tenaga yang tidak berpengalaman dan membujuk dewan sekolah Cleveland untuk mengirim guru Bahasa Inggris dan Matematika. Lalu, ia mengadakan berbagai pelatihan. "Kami mempromosikan banyak perempuan dan kaum minoritas. Mengembangkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan untuk hidup lebih baik. Itu sebuah akhir yang sempurna," katanya.

(Margaret Heffernan)


Editor: Dini

Sumber: Majalah MORE Indonesia


View the original article here

5 Langkah Mengubah Hobi Jadi Bisnis

5 Langkah Mengubah Hobi Jadi Bisnis

Undang teman Anda ke rumah untuk mencicipi hidangan andalan Anda.

KOMPAS.com - Ketika Anda memiliki pekerjaan penuh waktu yang begitu Anda cintai, Anda mungkin tidak akan bermimpi untuk melakukan hal yang lain. Namun bagi orang lain, mungkin bukan pekerjaan yang memberikan makna hidup dan memenuhi setiap aspek dalam hidup Anda, melainkan hobi. Nah, bagaimana caranya agar Anda bisa mendapatkan kepercayaan diri dan pengalaman untuk mengembangkan hobi ini menjadi bisnis yang sukses?

Ada lima cara untuk perlahan mengubah hobi yang dijalani secara paruh waktu ini menjadi bisnis penuh waktu:

1. Tawarkan karya Anda secara gratis, atau sebagai sampel yang diberikan dengan diskon. Entah itu Anda menjual aksesori, pakaian yang Anda desain sendiri, makanan, atau layanan apapun, latihlah keahlian Anda ini, dan uji kemampuan Anda menjual pada teman-teman. Undang mereka ke rumah Anda untuk mencoba hidangan khas yang Anda kuasai, atau bawakan contoh aksesori yang Anda rangkai sendiri ke kantor. Kemudian, cobalah mendapatkan feedback dari mereka supaya Anda bisa memperbaiki diri dan menghasilkan karya yang lebih baik.

2. Curi ilmu dari ahlinya. Banyak sekali seminar atau workshop kewirausahaan yang diadakan oleh perusahaan atau produk tertentu. Hadiri seminar-seminar ini, karena Anda tidak akan sekadar mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman dari mereka yang pernah jatuh-bangun saat mengembangkan bisnisnya. Anda juga bisa memulai langkah Anda dengan melamar sebagai part-timer di perusahaan pemilik bisnis tersebut, sehingga Anda bisa belajar banyak dari sana.

3. Bangun jejaring. Begitu Anda menyadari bahwa hobi Anda memiliki peluang untuk berkembang dan memiliki masa depan yang cukup menjanjikan, gunakan situs seperti LinkedIn.com atau jejaring sosial lain untuk menghimpun calon kolega, prospek, atau pelanggan Anda. Mintalah orang-orang yang berpengaruh untuk menjadi bagian dari jejaring Anda. Semakin besar komunitas Anda, semakin besar potensi Anda menjadi sukses.

4. Iklankan. Setelah menyempurnakan hobi Anda, dan kini Anda siap melangkah ke tahap selanjutnya, ciptakan website sederhana yang menjelaskan mengenai usaha Anda, lengkap dengan nama perusahaan yang baik, logo yang didesain dengan unik, dan sebarkan berita mengenai peluncuran produk atau layanan Anda ini melalui Twitter, Facebook, YouTube (jika ada hubungannya), jejaring sosial lain, dan tentunya e-mail.

5. Berikan perhatian penuh. Usaha yang semakin berkembang, tentu menuntut perhatian yang lebih besar dari Anda. Maka jika bisnis Anda sudah menghasilkan keuntungan, dan Anda yakin bisa membiayai hidup Anda dari usaha ini, pertimbangkan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan kantoran Anda. Umumkan bahwa bisnis ini sekarang sudah menjadi pekerjaan penuh Anda yang baru. Selamat mencoba.


DIN

Editor: Dini

Sumber: Shine


View the original article here

5 Faktor yang Bikin Bisnis Kuliner Diminati

5 Faktor yang Bikin Bisnis Kuliner Diminati

Bagi usaha yang ingin berkembang menjadi lebih besar, faktor promosi mutlak diperlukan.

KOMPAS.com - Prof Dr Alder Haymans Manurung, guru besar Asian Banking Finance and Informatic Institute (ABFI) Perbanas menuturkan, bisnis makanan saat ini tetap menjadi nomor satu. Selain modalnya tidak besar, melibatkan sedikit tenaga kerja, dan perputaran uang di dalamnya sangat cepat. Bahkan bisa lebih dari 100 persen.

Namun sebelum berharap bisnis kuliner Anda meraih sukses, Anda perlu mengetahui beberapa faktor yang memengaruhi maju-tidaknya sebuah usaha kuliner. Dr Handito Joewono, dari Arrbeys, strategy and marketing consulting firm, mengatakan, faktor pertama yang membuat pelanggan datang adalah kualitas makanan. Hal ini berkaitan dengan rasa dan bahan baku makanan.

Kualitas makanan terbagi menjadi dua bagian: yakni real quality dan perceive quality. Real quality lebih kepada enak-tidaknya makanan, dan penggunaan bahan baku. Seperti kalau ada rumah makan yang membuat rendang, santannya harus banyak.

"Padahal kemauan konsumen tidak seperti itu. Banyak santan malah nanti menimbulkan penyakit. Jadi pengusaha kuliner yang baik harus mengombinasikan real quality dengan baik," paparnya.

Bagi kalangan menengah ke bawah real quality menjadi lebih penting ketimbang faktor perceive quality, karena mereka lebih mengutamakan rasa. Sedangkan bagi kaum menengah ke atas, faktor perceive quality menjadi lebih penting. Makanan tidak sekadar enak, tapi keamanan dan kenyamanan saat bersantap juga diperhatikan. Misalnya, dengan memperhitungkan faktor kesehatan makanan yang dibuat.

Faktor kedua, mengenai tempat. Dalam ilmu standarnya, tempat harus strategis letaknya. Tetapi belakangan, tempat tidak begitu menjadi elemen penting. Karena ada beberapa usaha rumah makan, walaupun tempatnya tidak strategis, tetap dicari orang. Masalah tempat ini, Handito menandaskan, yang penting harus ada kesesuaian antara makanan dan target konsumen yang dituju.

Faktor ketiga adalah persepsi. "Di antara lainnya, faktor persepsi ini yang paling penting," ucapnya.

Persepsi ini sangat penting, terutama bagi yang baru membuka usaha kuliner. Persepsi bisa muncul dari penggunaan simbol-simbol, baik dalam tampilan eksterior maupun interior ruangan. Selain itu, persepsi juga dibangun dari bagaimana cara mengemas makanan, atau bagaimana melayani konsumen. Persepsi inilah yang kemudian akan selalu diingat orang tentang sebuah tempat makan.

Untuk usaha kuliner kecil, tiga faktor ini sudah cukup. Namun bagi usaha yang ingin berkembang menjadi lebih besar, faktor keempat, yaitu promosi, mutlak diperlukan. Cara untuk promosi saat ini macam-macam. Lewat internet, penyebaran brosur, pemasangan spanduk, billboard, dan lainnya bisa menjadi media promosi. Yang utama promosi ada dua, yaitu lewat media massa dan meminjam lidah konsumen. Memakai lidah konsumen inilah, promosi yang paling efektif.

Bila usaha restoran sudah berkembang besar, sudah punya cabang dimana-mana, faktor kelima yang harus dipenuhi adalah mempunyai standard operational procedure (SOP). Baik untuk kuliner yang diwaralabakan, maupun yang tidak. Tentu saja dengan memakai SOP yang sama, antara resto satu dengan resto lainnya yang bernaung di bawah nama dan manajemen yang sama, bentuk pelayanannya juga sama. Baik dalam soal pilihan menu makanan yang dibuat, penyajiannya, cara melayani konsumen, sampai dengan bentuk fisik tampilannya.

(Budi/Teguh/Elly/Donny)


Editor: Dini

Sumber: Majalah IdeBisnis


View the original article here