Tampilkan postingan dengan label Imlek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Imlek. Tampilkan semua postingan
Rumah Terbakar Saat Silaturahmi  Imlek

Rumah Terbakar Saat Silaturahmi Imlek

Pontianak (ANTARA News) - Sejumlah rumah warga Tionghoa di Kota Pontianak yang sedang kosong karena pemiliknya pergi bersilaturahim demi merayakan Tahun Baru Imlek 2562, Kamis, terbakar.

Kepala Sentral Pelayanan Kepolisian Sektor Kota Pontianak Inspektur Dua (Pol) Syahrudin HS mengatakan, sepanjang dini hari hingga pukul 13.00 WIB sudah ada tiga kasus kebakaran rumah warga Tionghoa.

Dari data KSPK Polsek Kota Pontianak, satu unit rumah hangus terbakar di Jalan Adisucipto, kemudian delapan unit rumah warga Tionghoa di Jalan Jenderal Urip.

"Hingga saat ini kami belum mengetahui secara pasti, penyebab kebakaran di tiga lokasi berbeda itu, apakah akibat hubungan arus pendek listrik atau lainnya," kata Syahrudin.

Atung (78) pemilik rumah yang terbakar di Jalan Adisucipto mengatakan, pada saat rumahnya terbakar, ia dan keluarganya sedang bersilaturahim di rumah keluarganya.

"Rumah kami tinggal pergi, sehingga tidak satu pun harta benda yang dapat kami selamatkan," kata Atung.

Puluhan unit mobil dan petugas pemadam kebakaran sibuk memadamkan api menggunakan alat penyemprot air.

"Dini hari tadi satu kasus kebakaran di Jalan Imam Bonjol. Sementara dari pagi hingga siang sudah dua kasus lagi," kata Andika Lay,  seorang petugas pemadam kebakaran.

Ia menjelaskan, "Beruntung air sedang pasang sehingga memudahkan kami untuk mencari sumber air untuk memadamkan api."(*)

A057/N005

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

Wisatawan Bali Ikut Rayakan Imlek

Wisatawan Bali Ikut Rayakan Imlek

DENPASAR, KOMPAS.com - Sejumlah wisatawan mancanegara dan nusantara yang sedang menikmati liburan di Bali ikut ambil bagian dalam persembahyangan Tahun Baru Imlek 2562 di Vihara Dharmayana Kuta, Kamis (3/2/2011) pagi.

Demikian pula warga keturunan Tionghoa di kota Denpasar dan daerah lainnya di Bali memadati sejumlah vihara dan kelenteng, guna melakukan persembahyangan yang berlangsung secara khusuk dan khidmat.

Mereka mendatangi tempat suci itu secara silih berganti sejak Rabu malam, setelah sebelumnya memanjatkan doa mohon keselamatan di rumahnya masing-masing.

Penanggungjawab Vihara Dharmayana Kuta, Indra Suarlin mengatakan, pihaknya membuka diri bagi wisatawan yang ingin melakukan persembahyangan berbaur dengan umat setempat.

Persembahyangan dalam beberapa gelombang itu dilakukan sesuai tradisi yang diwarisi secara turun temurun dan rangkaian kegiatan itu akan berlangsung hingga 17 Februari 2011 yang diakhiri dengan pembersihan diri (buang sial).

Penyalaan lilin, hiasan lampu (lampion), serta persembahan hidangan buah-buahan dan berbagai macam kue menjadi ciri khas perayaan Imlek di Vihara Dharmayana Kuta.

Nuansa religius itu hampir mirip saat umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan, hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).

"Hal itu mencerminkan terjadinya pembauran dan toleransi kehidupan beragama yang semakin kokoh, hidup harmonis, berdampingan satu sama lainnya tanpa pernah terjadi konflik," tutur Indra Suarlin.

Salah seorang tokoh perwalian umat Budha di Bali itu menjelaskan, kerukunan hidup yang didasarkan atas kesadaran dan saling pengertian menghormati satu sama lain telah diwarisi secara turun temurun sejak 500 tahun yang silam.

Bali kini dihuni oleh penduduk berasal dari 30 etnis di Nusantara, termasuk keturunan Tionghoa serta warga dunia yang berasal dari sejumlah negara.

Keragaman etnis dan warna kulit tersebut dikelola dan dijaga dengan baik dengan harapan seluruh warga tetap dapat hidup harmonis berdampingan satu sama lainnya tanpa menimbulkan masalah.

Harmoni keragaman tersebut disinergikan untuk menjadikan Bali aman damai dan sejahtera (Mandara) yang lebih dikenal masyarakat setempat dengan istilah Ngardi Bali Shanti Lan Jagadhita, yakni tetap terpeliharanya Bali yang damai, aman dan tenteram.

Masyarakat Bali maupun etnis Tionghoa dan etnis dari berbagai daerah di Nusantara yang bermukim di Pulau Dewata, semakin menyadari bahwa, kemajemukan yang beragam dapat dikombinasikan dengan nilai-nilai positif sehingga menjadi satu hal yang indah, unik dan menarik.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Jelang Imlek, Umat Hindu di Bali Ngayah

Jelang Imlek, Umat Hindu di Bali Ngayah

Penulis: Muhammad Hasanudin | Editor: Glori K. Wadrianto Rabu, 2 Februari 2011 | 13:20 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Tradisi Ngayah atau gotong royong tanpa imbalan biasanya dilakukan oleh umat Hindu di Bali setiap menjelang perayaan hari raya Hindu.

Namun, menjelang Imlek tahun ini, sebagian umat Hindu di Denpasar juga tetap melakukan tradisi Ngayah di sejumlah Klenteng, karena mereka menganggap Budha sebagai jelmaan Dewa Wisnu yang turun ke bumi untuk menegakkan Dharma atau kebajikan.

Seperti yang terlihat di Klenteng atau Kongco Dwipayana, Tanah Kilap, Denpasar, Rabu (2/2/2011) pagi tadi. Sejumlah umat Hindu Ngayah mempersiapkan segala keperluan Imlek seperti membersihkan areal Klenteng dan peralatan di dalamnya serta menyiapkan bermacam-macam buah yang akan dipersembahkan kepada Budha.

“Setiap kali ada kegiatan di klenteng ini biasa datang beberapa hari sebelumnya, setiap berdoa di sini, semua keinginan selalu terkabulkan,” ujar I Gusti Ngurah Made, salah seorang umat Hindu yang turut Ngayah pagi tadi.

Usai melakukan Ngayah, umat hindu melanjutkan dengan persembahyangan untuk menghormati sang Budha.

Pengurus Kongco Dwipayana, Ida Bagus Adnyana mengatakan kerukunan antar umat beragaman di Kongco ini tidak hanya terjadi pada saat Imlek. “Ini sebagai salah satu bentuk kerukunan umat beragama, mereka sudah biasa berbaur disini, tidak hanya imlek tapi mereka juga sering bersembahyang di sini,” kata Adnyana.

Puncak perayaan Imlek di Konco Dwipayana ini akan dilakukan pada tengah malam nanti dengan melakukan persembahyangan untuk melepas tahun sebelumnya dan menyambut tahun baru.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here