Tampilkan postingan dengan label Jakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jakarta. Tampilkan semua postingan
Export Import Training (Jakarta)

Export Import Training (Jakarta)

KompasForum - Powered by vBulletin

Bagi teman-teman yang ingin mempelajari mekanisme export import di Indonesia, bisa ikutan training yang diadakan Optima Management. Dibawakan oleh praktisi berpengalaman dan disajikan dengan metode yang praktis, sehingga lebih mudah untuk dipahami dan diaplikasikan.

Mengupas kasus, fakta, isu aktual, strategi dalam mekanisme export import di Indonesia secara komprehensif beserta solusi dari masalah-masalah yang biasa dihadapi, sehingga diharapkan peserta bisa melakukan proses export import secara efektif dan efisien.

Info lengkap : 081214371586

http://www.optima-learning.net/

Attached Images You may not post new threadsYou may not post repliesYou may not post attachmentsYou may not edit your postsForum Rules


View the original article here

Greater Jakarta Persiapan Jadi Negara Maju

Greater Jakarta Persiapan Jadi Negara Maju

Greater Jakarta mempersiapkan Indonesia menjadi negera maju pada kurun waktu 2015-2020. Gedung Jakarta (VIVAnews/Adri Irianto)

VIVAnews - Greater Jakarta dianggap sebagai cara untuk mempersiapkan Indonesia menjadi negera maju pada kurun waktu 2015 hingga 2020 nanti. Pengembangan wilayah ibukota merupakan langkah awal untuk mewujudkan hal ini.

Meski konsep Greater Jakarta belum dibicarakan secara menyeluruh, tapi gagasan ini sebagai upaya agar Indonesia siap untuk masuk dalam jajaran negara maju. 

Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mempersiapkan seluruh sumberdaya yang dimilikinya untuk mengembangkan keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membangun ibukota dengan konsep Greater Jakarta.

Menurut Rektor ITB, Akhmaloka, pengembangan wilayah itu melingkupi daerah Purwakarta, bagian barat hingga daerah Banten, dan wilayah selatan sampai Sukabumi.

"Presiden minta ITB, karena kami universitas yang fokus pada bidang sains dan teknologi. Ahli tata kota, ahli infrastruktur, ahli jalan, komunikasi akan dipersiapkan," ujarnya saat berbincang dengan VIVAnews.com.

Ditambahkan Akhmaloka, memang perlu ada kajian yang menyeluruh dan mantang. Dengan Greater Jakarta, presiden ingin memperluas pusat perdagangan, dan serta industri, sehingga produktivitasnya juga ikut diperluas dan menjadi besar.

"Memang sebetulnya tidak detail, tapi bagaimana kesiapan Indonesia untuk memasuki abad 21 masuk jajaran negara yang maju itu keinginan presiden," ujarnya.

Program Greater Jakarta mengingatkan pada konsep pembangunan Malaysia juga memilih jalan memperluas ibukota sebagai jalan keluar. Kuala Lumpur dibangun menyatu dengan sejumlah kota di sekitarnya. Rencana itu menjadi bagian dari apa yang disebut sebagai Program Tranformasi Ekonomi Malaysia.

Program ini adalah roadmap pembangunan negeri jiran itu yang diluncurkan Oktober 2010. Dari roadmap itu, rencana pembangunan Kuala Lumpur dimasukan dalam bab tersendiri.  Dalam bab itu dijelaskan bahwa Kuala Lumpur akan terhubung dengan Putrajaya, Shah Alam, Petaling Jaya, Klang, Kajang, Subang Jaya, Selayang, Ampang Jaya dan Sepang.

Bila penduduk menyebar ke sejumlah kota itu, pemerintah akan menata Kuala Lumpur menjadi kota yang memenuhi standar kesehatan dunia, tapi juga memanjakan kaum yang suka belanja dan pengemar hiburan.

Ada tiga cara yang akan dilakukan. Pertama, kota Kuala Lumpur yang memiliki dua sungai dan waterfront, akan dibangun sebagai pusat belanja dan komersil.

Malaysia akan mengembangkan pusat kota Kuala Lumpur yang memiliki dua sungai dan waterfront sebagai pusat komersial dan belanja. Mendukung rencana itu maka akan dilakukan peremajaan sungai dan pembangunan kembali kawasan sekitarnya.

Kedua, memperluas kawasan terbuka hijau. Dari  12 meter persegi per kapita menjadi 16 meter persegi per kapita. Ini sesuai dengan standar WHO. Peningkatan kawasan hijau akan meningkatkan kualitas hidup.

Ketiga, beberapa aset alami kawasan Kuala Lumpur  seperti Penjara Pudu dan stasiun kereta dalam kota, akan diubah menjadi tempat atraksi.

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Dua Jembatan di Jakarta Terancam Ambles

Dua Jembatan di Jakarta Terancam Ambles

JAKARTA, KOMPAS.com — Penurunan tanah (land subsidence) yang terjadi di Jakarta semakin mengkhawatirkan. Akibatnya, dua buah jembatan pun terancam ambles, yakni Jembatan Pluit Utara dan Jembatan Muara Angke.

"Untuk dua jembatan itu disebabkan karena muka airnya sudah sama tingginya dengan muka jembatan," ujar Novizal, Kepala Bidang Jembatan Dinas PU DKI, Rabu (9/2/2011), saat dihubungi wartawan.

Karena itu, proses peninggian kedua jembatan tersebut perlu segera diselesaikan. "PU akan meninggikan jembatan tersebut hingga dua meter," ungkap Novizal.

Dia menjelaskan, proses peninggian Jembatan Muara Angke sudah dilakukan sejak tahun 2010. Namun, baru setengah jalan yang ditinggikan, yakni tepat di jalan menuju Kompleks Perikanan.

"Jembatan Pluit Utara baru tahun ini akan ditenderkan proses peninggiannya dan dituntaskan tahun ini," ucapnya.

Ketika ditanyakan soal struktur jembatan yang turun, Novizal membantahnya. "Struktur jembatan nggak turun. Kalau jembatan turun berarti ada kegagalan struktur. Yang turun karena lingkungan land subsidence. Terlebih lagi di Jakarta, penurunan muka tanah tidak bisa dicegah. Seharusnya, tiang pancang didudukan di tanah yang keras," ujar Novizal.

Untuk proses perbaikan, Dinas PU menganggarkan Rp 15 miliar untuk Jembatan Pluit Utara dan Rp 4 miliar untuk Jembatan Muara Angke. Selain itu, pengalihan arus lalu lintas, diungkapkan Novizal, masih belum perlu dilakukan.

"Masih belum diperlukan. Sebab, konstruksi masih cukup kuat," kata Novizal.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Setumpuk Bedil di Sidang Ketua JAT Jakarta

Setumpuk Bedil di Sidang Ketua JAT Jakarta

Selasa, 01/02/2011 13:36 WIB
Kasus Terorisme
Setumpuk Bedil di Sidang Ketua JAT Jakarta 
Ari Saputra - detikNews

Jakarta - Belasan senjata api laras panjang? ditumpuk di sebuah troli. Senpi jenis AK dan SS itu merupakan sebagian barang bukti persidangan dengan terdakwa Abdul Haris, Ketua Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Jakarta.

Selain bedil yang separuhnya telah berkarat, terdapat pula berbagai barang bukti seperti televisi 14 inchi dan handycam. Juga terlihat tas hitam 'Reebok' yang digunakan? membawa uang Rp 100 juta untuk kegiatan milisi JAT di Aceh.

"Saya belum pernah lihat itu. Saya tidak tahu ada pelatihan," kata Abdul Haris saat diperiksa sebagai terdakwa di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (1/2/2011).

Abdul Haris diduga ikut merumuskan pendirian JAT di Solo tahun 2008. Setahun kemudian, Abdul Haris didapuk menjadi Ketua JAT Jakarta. Tugasnya membantu aktifitas Abu Bakar Baasyir selama di Jakarta dan mengetahui program latihan militer di Aceh.

"Program latihan militer tersebut Ustad Abu Bakar Baasyir (ABB) telah mengkoordinir langsung kegiatan mencari dan mengumpulkan dana melalui amir JAT wilayah yaitu Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta," tuding jaksa dalam dakwaannya.

Dalam pemeriksaan itu, Abdul Haris diminta menjelaskan garis komando di JAT. Terutama soal pensuplai dana untuk Abu Bakar Baasyir maupun peranan para penyumbang dana.

"Sebagai ketua, ada laporan dana dari bendahara. Dana infaq, ada kuitansinya dari bendahara saya. Ustadz Abu Bakar sempat bilang, tidak perlu lagi memberikan dana ke Aceh," ucap Abdul Haris.

Pemeriksaan terdakwa merupakan sidang terakhir sebelum memasuki tuntutan jaksa. Rencananya, sidang Abdul Haris akan dilanjutkan Selasa pekan depan (8/2/2011). Selain Abdul Haris, seorang donatur yang menyumbang ke Baasyir, Syaris Usman juga tengah menjalani sidang pemeriksaan terdakwa.

(Ari/gun)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here

Setumpuk Bedil di Sidang Ketua JAT Jakarta

Setumpuk Bedil di Sidang Ketua JAT Jakarta

Selasa, 01/02/2011 13:36 WIB
Kasus Terorisme
Setumpuk Bedil di Sidang Ketua JAT Jakarta 
Ari Saputra - detikNews

Jakarta - Belasan senjata api laras panjang? ditumpuk di sebuah troli. Senpi jenis AK dan SS itu merupakan sebagian barang bukti persidangan dengan terdakwa Abdul Haris, Ketua Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Jakarta.

Selain bedil yang separuhnya telah berkarat, terdapat pula berbagai barang bukti seperti televisi 14 inchi dan handycam. Juga terlihat tas hitam 'Reebok' yang digunakan? membawa uang Rp 100 juta untuk kegiatan milisi JAT di Aceh.

"Saya belum pernah lihat itu. Saya tidak tahu ada pelatihan," kata Abdul Haris saat diperiksa sebagai terdakwa di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (1/2/2011).

Abdul Haris diduga ikut merumuskan pendirian JAT di Solo tahun 2008. Setahun kemudian, Abdul Haris didapuk menjadi Ketua JAT Jakarta. Tugasnya membantu aktifitas Abu Bakar Baasyir selama di Jakarta dan mengetahui program latihan militer di Aceh.

"Program latihan militer tersebut Ustad Abu Bakar Baasyir (ABB) telah mengkoordinir langsung kegiatan mencari dan mengumpulkan dana melalui amir JAT wilayah yaitu Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta," tuding jaksa dalam dakwaannya.

Dalam pemeriksaan itu, Abdul Haris diminta menjelaskan garis komando di JAT. Terutama soal pensuplai dana untuk Abu Bakar Baasyir maupun peranan para penyumbang dana.

"Sebagai ketua, ada laporan dana dari bendahara. Dana infaq, ada kuitansinya dari bendahara saya. Ustadz Abu Bakar sempat bilang, tidak perlu lagi memberikan dana ke Aceh," ucap Abdul Haris.

Pemeriksaan terdakwa merupakan sidang terakhir sebelum memasuki tuntutan jaksa. Rencananya, sidang Abdul Haris akan dilanjutkan Selasa pekan depan (8/2/2011). Selain Abdul Haris, seorang donatur yang menyumbang ke Baasyir, Syaris Usman juga tengah menjalani sidang pemeriksaan terdakwa.

(Ari/gun)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here