Tampilkan postingan dengan label Kanker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kanker. Tampilkan semua postingan
Ketegaran Lia Lawan Kanker Tulang Usai Tangan Diamputasi

Ketegaran Lia Lawan Kanker Tulang Usai Tangan Diamputasi

Jumat, 04/02/2011 17:21 WIB
Ketegaran Lia Lawan Kanker Tulang Usai Tangan Diamputasi 
Ari Saputra - detikNews

Jakarta - Rambutnya telah merontok. Wajah oval remaja 13 tahun itu terlihat kurus, menonjol di bagian pipi dan mata. Tetapi, semburat senyum penderita kanker tulang tersebut menyampaikan harapan besar.

"Saya ingin sehat, ingin sekolah lagi," kata Lia, remaja perempuan itu di rumah penampungan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Jl Percetakan Negara IX, Jakarta Pusat, Jumat (4/2/2011).

Saat Lia dibawa ke rumah penampungan awal April 2010 lalu, kondisinya sangat kritis. Wajahnya kuyu, matanya nanar dan seluruh persendian dirongrong sakit luar biasa.?

"Tidak bisa tidur, persendian sakit. Kata dokter sudah menyebar sejak usia 11 tahun," tukas ibunda Lia, Marni.

Setelah didiagnosa, sumber kanker ganas itu berada di tangan kiri Lia. Tepatnya di persendian siku, yang telah meggerogoti Lia sejak usia 11 tahun. Anak petani miskin asal Kepulauan Riau ini langsung dirujuk ke RS Kanker Dharmais, Slipi.

"Solusinya, kata dokter harus diamputasi supaya tidak menyebar. Alhamdulillah bulan Juli lancar operasinya. Sekarang tinggal menunggu dibersihkan," imbuh Marni.

Cerita nyaris serupa dilami balita 3 tahun, Siti Nur Aisah. Perempuan mungil asal Batam itu harus merelakan mata kiri tidak bisa melihat karena digerogoti kanker. Tim dokter RSCM sudah menjadwalkan operasi mengangkat mata kiri supaya kanker tidak menjalar kemana-mana.

"Awalnya hanya bintik putih pada bola mata hitam. Lama kelamaan banyak. Sementara menunggu di sini sampai operasi. Kalau bolak-balik Jakarta-Batam, nggak ada biaya," tukas ibu Aisah, Tantri.

Menurut Ketua YKAKI Pinta Panggabean, selain tindakan medis melawan kanker, membangun psikologis pasien sangat penting.

"Pengobatan tidak melulu obat. Itu memang wajib. Tapi yang lebih penting perasaan gembira, bisa bersekolah, tetap bersama-sama. Membangun psikologis kuat kuncinya. Tidak hanya si anak, tetapi juga orang tua," kata Pinta Panggabean.

Menurut data World Health Organization (WHO) yang dikutip Pinta, tiap tahun 120 anak-anak dari 1 juta anak-anak terancam kanker. Riset belum menemukan faktor utama penyebab kanker sehingga trend dan penyembuhannya masih terus didalami.

"Tapi masih bisa sembuh. Kemungkinan sembuh hingga 80 persen. Kalau cepat-cepat diobati tidak terlanjur masuk stadium kritis," tandas Pinta, yang salah satu anaknya meninggal dunia lantaran kanker.

Di Hari Kanker Anak Internasional yang jatuh hari ini, masyarakat masih perlu diedukasi bagaimana mengenal dan melawan kanker. Pinta meminta orangtua tidak putus asa saat mengetahui anaknya terserang kanker.

"Jangan putus asa. Obatnya hati gembira dan psikologis yang kuat. Selain itu, tentu tindakan medis," pungkas Pinta memberi tips.

(Ari/nwk)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here

Peduli Kanker Otak, Wanita Skotlandia Bugil di Kalender

Peduli Kanker Otak, Wanita Skotlandia Bugil di Kalender

Detail Berita
Carolyn Pierpont & Mark Toshney (Foto: Facebook)

MELAKUKAN aksi sosial dapat ditunjukkan dengan banyak cara. Dan paling terkini ialah bugil. Mengikuti jejak para bintang Calendar Girls yang selalu beraksi bugil untuk kegiatan amal, beberapa wanita pengidap dan anggota keluarganya divonis menderita kanker, tampil polos di kalender tahunan.

Carolyn Pierpont dan Mark Toshney dikenal sebagai pasutri luar biasa yang menjaga kesehatan, serta memiliki gaya hidup yang aktif. Jika tidak ke luar negeri untuk ski dan snowboarding, mereka berada di lapangan golf dekat rumah di Montrose, atau aktif di petualangan lain di luar negeri.  

Tapi Carolyn (32), hancur ketika mendapati pasangannya Mark (33), tiba-tiba roboh di tempat kerja dengan vonis menderita tumor otak.

Yang terjadi selanjutnya adalah, pertempuran menyakitkan untuk dapat kembali sehat. Sebuah perjalanan yang tersisa bagi Carolyn ialah kurangnya dukungan emosional bagi keluarga dengan kanker otak di Skotlandia.

Dengan kondisi tersebut, mendorong wanita berambut pirang ini untuk meningkatkan kesadaran dengan bersemangat berpose bugil di kalender.

"Tumor otak di Inggris mendapat dukungan baik, tapi untuk mereka yang berbasis di Inggris. Dan saya benar-benar merasa Skotlandia hanya memenuhi kebutuhan sendiri. Saya juga terkejut dengan rendahnya tingkat pendanaan untuk penelitian di kanker otak dibandingkan dengan kanker lainnya. Jadi saya berkumpul dengan beberapa teman, yang hidupnya telah tersentuh oleh tumor otak, dan meminta mereka untuk bergabung dengan saya, berpose telanjang untuk kalender amal. Ini adalah salah satu cara kecil yang kita dapat meningkatkan kesadaran," kata Caroline dikutip The Sun, Kamis (13/1/2011).

"Mark adalah belahan jiwaku, pasangan saya, dan ayah dari anak saya, dan saya ingin dia tetap hidup selama mungkin. Itu motivasi saya untuk melakukan hal ini, membantu menemukan obatnya,"  sambung Caroline.

Pasangan ini baru saja kembali dari snowboarding di Kanada ketika Mark jatuh sakit.

"Saya pikir itu hanya jet lag, lalu ia roboh di tempat kerja. Kami berdua bekerja untuk perusahaan konstruksi yang sama, Technip, tetapi dalam bangunan yang berbeda. Saya bergegas ke departemen Mark dan menemukannya dalam keadaan yang mengerikan. Dia berbaring dengan posisi seperti janin dalam kandungan, setelah cocok, dengan busa, dan darah yang keluar dari mulutnya," paparnya.

Pada saat ambulans mencapai Aberdeen Royal Infirmary, Mark telah dibius selama empat kali dalam satu jam, petugas medis terus berjuang untuk mendiagnosa kondisinya.

"Dia dibius koma sementara mereka melakukan tes karena mereka mencurigai meningitis. Tapi Mark memiliki tumor otak dan tiga pilihan untuk mengeluarkannya. Yaitu, melakukan biopsi untuk melihat apakah itu kanker, atau tinggalkan selama empat bulan, dengan pengobatan dan melihat apakah itu menyusut," ungkapnya. 

Mark memilih untuk menunggu dan melihat. Tapi empat bulan kemudian MRI scan menunjukkan tumor telah tumbuh agresif. Akhirnya, dia menjalani operasi delapan jam.

"Ini diikuti dengan kemoterapi dan radioterapi, tetapi karena usianya, dokter mengatur agar ia membekukan spermanya. Tapi, saya sudah hamil. Ini tidak direncanakan. Itu merupakan kabar baik pertama dalam waktu yang sangat lama. Kami senang," tuturnya.

Pada Mei tahun ini, hanya beberapa bulan setelah pengobatan Mark berakhir, bayi mereka yang diberi nama Aiden lahir.

Operasi terakhir pun dilakukan, Mark berjuang untuk hidupnya. "Mark selamat, selama satu tahun menghadapi neraka, sekarang kita berdua kembali bekerja. Dan scan telah menunjukkan Mark bebas dari kanker," tutur Carolyn.

"Selama pencarian saya untuk sebuah 'obat', itulah yang Anda lakukan ketika air mata menyayat hati Anda. Saya menemukan badan amal tumor ALL sangat kekurangan dana. Pada tahun 2009, pemerintah memberikan dana penelitian tumor otak sebesar 1 juta poundsterling. Namun itu tidak sebanding dengan 14 juta poundsterling untuk leukemia. Jika kalender saya dapat membantu meningkatkan dana tersebut, saya akan senang," tutupnya.

(nsa) Share

View the original article here