Tampilkan postingan dengan label Korban. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Korban. Tampilkan semua postingan
Korban Tewas Bentrok Massa di Mesir Jadi 8 Orang

Korban Tewas Bentrok Massa di Mesir Jadi 8 Orang

Kairo (tvOne)

Jumlah korban tewas akibat bentrokan antara kubu pendukung dan penentang Presiden Hosni Mubarak hingga Kamis (3/2) sore bertambah menjadi  8 orang. Belum diketahui berapa banyak jumlah korban luka-luka, pasalnya tim medis mengaku kesulitan mengevakuasi korban yang berada di tengah lapangan At-tahrir Kairo Mesir.

Jumlah korban tewas ini bertambah dari Rabu (2/2) malam, yakni 5 orang.

Menurut tim medis dari rumah sakit Mesir, kumpulan massa yang hingga kini masih memenuhi lapangan At-tahrir, menyulitkan ambulan dan tim medis untuk langsung mengevakuasi korban yang terus berjatuhan.

Bentrokan antara massa anti pemerintah dan pro pemerintah Hosni Mubarak terjadi sejak Rabu (2/2) siang. Jumlah Massa pro pemerintah lebih sedikit dibanding jumlah massa anti pemerintah. Akibatnya jumlah korban luka-luka terbanyak adalah dari massa pro pemerintah.

Sebelumnya, Para demonstran anti-pemerintah itu menuntut presiden Hosni Mubarak mundur . Hosni dianggap bersalah atas tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di Mesir.

Bookmark and Share

View the original article here

Raib, Korban Kecelakaan Tugboat di Dumai

Raib, Korban Kecelakaan Tugboat di Dumai

DUMAI, KOMPAS.com - Korban kecelakaan ponton tug boat 02 (kapal tunda), Uli Situmorang, warga Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, yang dinyatakan hilang sejak 31 Januari 2011 hingga kini belum berhasil ditemukan.

Kepala Polisi Sektor Rupat, AKP Syahruddin Tanjung, di Dumai, Rabu (2/2/2011) mengatakan, sejauh ini proses pencarian terhadap korban tunggal tersebut dilakukan dengan menggunakan berbagai perangkat penyelamat manual.

"Perangkat manual yang kita gunakan saat ini yakni jaring nelayan yang dikembangkan pada sejumlah titik-titik lokasi kejadian dengan ditarik menggunakan speed boat," terang dia.

Sementara untuk tiga truk mini merk Hino yang diangkut ponton naas tersebut sejauh ini sudah diketahui keberadaannya, yakni 20 meter di perairan Rupat, tepatnya di antara Pulau Payung dan Pulau Teluk Tungku, Kabupaten Bengkalis, Riau.

"Rencana evakuasi saat ini tengah diupayakan dengan menggunakan tug bout. Nantinya, bangkai truk-truk itu ditarik hingga ke permukaan," papar Kapolsek.

"Hasil pemeriksaan sementara, kecelakaan laut tersebut disebabkan kondisi cuaca buruk yang menyebabkan munculnya angin ribut dan gelombang tinggi hingga ponton oleng dan barang tumpangan tiga truk dan seorang sopir tenggelam," katanya.

Sebelumnya, berdasarkan pengakuan Nakhoda Tug Bout, Tasran kecelakaan laut tersebut bermula saat dirinya hendak memberangkatkan tiga truk bermuatan pasir dan semen milik PT Maritim Makmur Jaya (MMJ) dari Kota Dumai menuju Pulau Rupat.

Dalam perjalanan, Tasran dikejutkan dengan tinggi gelombang disertai angin kencang hingga membuat tug bout yang dibawanya hilang keseimbangan.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Korban Banjir Brazil Bertambah, 464 Tewas

Korban Banjir Brazil Bertambah, 464 Tewas

Banjir di suatu desa di negara bagian Rio de Janeiro, Brazil (AP Photo/Roberto Ferreira, Agencia O Dia)

VIVAnews - Tim penyelamat Brazil terus bersusah-payah menemukan para warga yang masih tertimbun reruntuhan dan lumpur akibat bencana banjir, Rabu 12 Januari 2011. Jumlah korban pun terus bertambah.

Menurut kantor berita Associated Press, hingga Kamis waktu setempat, 13 Januari 2011, sedikitnya 464 orang tewas akibat banjir bandang, yang disusul dengan tanah longsor, di negara bagian Rio de Janeiro, Brazil bagian tenggara. Wilayah-wilayah di lereng pegunungan mengalami kerusakan parah dan memiliki banyak korban jiwa.

"Saya mau lihat ayah! Saya mau lihat ayah!" seru seorang bocah sambil menangis ketika tim penyelamat menemukan ayahnya, yang sudah terbujur kaku, di kota Teresopolis. 

"Saya punya banyak teman yang masih terendam lumpur," kata Carols Eurico, warga kota Teresopolis. Pria berusia 35 tahun itu memiliki satu-satunya harta yang bisa dia selamatkan dari amukan banjir, yaitu seekor kelinci yang tetap berwarna putih kendati di sekitarnya sudah kotor dengan lumpur.

Baik pemerintah maupun tim penyelamat kesulitan membawa bantuan darurat lewat jalur darat. Pasalnya, jalan-jalan utama yang menghubungkan kota-kota yang dilanda banjir terhalang oleh timbunan tanah dan bebatuan.

Banjir dan longsor ini dipicu oleh hujan deras yang terjadi sepanjang Selasa dan Rabu kemarin di lereng pegunungan Serrana, negara bagian Rio de Janeiro. (kd)

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Korban Tewas Banjir Brasil Tembus 400, Terburuk dalam Dasawarsa

Korban Tewas Banjir Brasil Tembus 400, Terburuk dalam Dasawarsa

Jumat, 14/01/2011 05:34 WIB
Korban Tewas Banjir Brasil Tembus 400, Terburuk dalam Dasawarsa 
Laurencius Simanjuntak - detikNews


Foto: reuters Rio De Janeiro - Banjir besar dan longsor yang menyapu lereng bukit di luar ibukota Rio de Janeiro telah menewaskan sedikitnya 432 orang. Bencana ini tercatat sebagai yang terbesar dalam beberapa dasawarsa terakhir.

Seperti dilansir AFP, Jumat (14/1/2011), korban tewas kebanyakan dilaporkan dari kota Nova Friburgo, sekitar 140 km utara Rio. Sementara di kota Terespolis, sekitar some 100 km dari Rio, tercatat 175 korban dan dari kota tetangga, Petropolis, dilaporkan 39 orang tewas.

17 Korban tewas juga terdapat di kota kecil Sumidouro. Pejabat setempat memperingatkan, korban tewas masih terus akan bertambah. Sementara itu tim penyelemat sedang mengatur agar bisa mencapai lokasi kejadian.

Bersama lumpur, dinding tebal dari sejumlah apartemen di beberapa kota mengalir dan menjungkirbalikkan mobil-mobil di jalan. Gelombang banjir juga menyapu apapun yang ia lalui.

"Saya pikir saya akan mati," kata Ilair Pereira de Souza, seorang wanita 53 tahun yang secara ajaib melarikan diri ketika tetangganya di balkon melemparkannya sebuah tali.

"Bantu aku, tolonglah aku," pinta dia, dalam adegan ulang sepanjang hari di televisi Brasil.

Dia menyambar tali dan menghilang di bawah air berlumpur, sebelum muncul akhirnya kembali dan berpegangan tali. Namun saat muncul, anjingnya sudah tidak ada dalam pelukannya.

"Jika saya mencoba untuk menyelamatkannya, saya akan mati. Itu hal terburuk. Ia (anjing) sejenak menatap mata saya, dan kemudian dia hanyut," ujarnya tersedu.
(lrn/ddt)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here