Tampilkan postingan dengan label Listrik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Listrik. Tampilkan semua postingan
Cegah Atapers Naik di Kereta, Listrik Aliran Atas KRL Direndahkan

Cegah Atapers Naik di Kereta, Listrik Aliran Atas KRL Direndahkan

Jakarta Berbagai langkah penertiban telah dilakukan untuk mencegah atapers naik di atas KRL. Namun hingga kini hal itu belum juga membuahkan hasil. PT KAI akan mencoba menerapkan langkah baru yaitu merendahkan ketinggian listik aliran atas (LAA) di KRL.

"Kita sudah tertibkan berkali-kali tapi tidak mempan-mempan, sekarang kita akan coba menggunaan pendekatan teknik," kata Kepala Penertiban Daops I PT KA Ahmad Sujadi kepada detikcom, Jumat (27/4/2012).

Sujadi mengatakan, PT KAI sudah melakukan survei untuk menerendahkan ketinggian LAA tersebut. Rencananya pada Juni penurunan LAA untuk jalur Jakarta-Bogor sudah selesai dilakukan. "Mudah-mudahan dengan cara ini sudah tidak ada yang naik di atas kerata," katanya.

Sujadi mengatakan beberapa jalur yang disurvei PT KAI untuk merendahkan ketinggian LAA ini adalah Tebet-Manggarai, Tebet-Cawang, Citayam-Depok, Bojong-Cilebut dan Citayam-Bojong. "Penurunan LAA akan kita turunkan sedikit-sedikit, jadi dari jarak 1 km sudah kita turunkan pelan-pelan," katanya.

Sujadi mengatakan, salah satu rute yang ketinggian listrik aliran atasnya sudah direndahkan adalah di kawasan flyover Sudirman. Menurutnya di kawasan ini sudah tidak ada lagi atapers yang berani naik di atap kereta.

"Kita juga akan buat rambu-rambu biar penumpang tahu kalau LAA sudah diturunkan," katanya.

(nal/mad)


View the original article here

Warga Papua Bisa Nikmati Listrik Prabayar Mulai Maret

Warga Papua Bisa Nikmati Listrik Prabayar Mulai Maret

Jayapura, (tvOne)

Program PT Perusahaan Listrik Negara menyangkut pelayanan Listrik Prabayar di provinsi Papua akan berlaku mulai Maret mendatang.

Listrik Prabayar merupakan pelayanan PLN dalam menjual listrik dengan cara pelanggan membayar pada awal atau seperti membeli pulsa listrik, mirip seperti pulsa prabayar yang akrab dikenal kalangan pengguna handphone (HP), kata kata juru bicara PLN Papua, Dharmawan Uloli, di Jayapura, Kamis (10/2).

"Pelanggan bebas membeli voucher sebelum menggunakan listrik dari PLN. Kalau pelanggan membeli voucher senilai Rp100 ribu, jika pemakaiannya boros, hanya dapat bertahan dua sampai tiga hari, namun jika dihemat, bisa habis satu minggu bahkan satu bulan," katanya.

Menurut dia, layanan listrik prabayar dapat mengantisipasi melonjaknya pemakaian listrik dari pelanggan bersangkutan dan meminimalisir adanya keluhan dari pelanggan tentang besarnya harga pemakaian yang mereka bayar di loket PLN.

"Banyak keluhan pelanggan tentang kesalahan petugas membaca meteran dan juga soal pemadaman listrik akibat pelanggan telat bayar. Jadi kalau dengan sistem pra bayar ini, tentu akan diminimalisir," ujar Dharmawan.

Sebab pelanggan sendiri yang akan mengontrol pemakaian listriknya," katanya lagi.

Dalam kesempatan tersebut, Dharmawan Uloli juga mengharapkan kerjasama semua pelanggan PLN dalam membayar tagihan rekening listriknya tepat waktu. Sementara terkait kabel udara PLN yang sering terganggu akibat terkena pohon tumbang, ia juga meminta pengertian masyarakat saat pohon itu akan dipotong.

"Kita sangat mengharapkan kerja sama pelanggan. Maksimalnya pelayanan PLN tentu harus ditunjang juga oleh ketepatan waktu pembayaran tagihan listrik. Dan juga bagi masyarakat agar bisa menerima penjelasan PLN saat akan memotong pohon di sekitar rumahnya," papar Dharmawan.

Menyinggung masih seringnya terjadi pemadaman bergilir oleh PLN Papua, Dharmawan mengakui hal tersebut dilakukan karena ada pemeliharaan rutin mesin pembangkit yang mengalami kerusakan.

"Yang jelas kalau tidak ada problem, tentu lampu akan terus nyala sepanjang hari," ujarnya. (Ant)

Bookmark and Share

View the original article here

Warga Papua Bisa Nikmati Listrik Prabayar Mulai Maret

Warga Papua Bisa Nikmati Listrik Prabayar Mulai Maret

Jayapura, (tvOne)

Program PT Perusahaan Listrik Negara menyangkut pelayanan Listrik Prabayar di provinsi Papua akan berlaku mulai Maret mendatang.

Listrik Prabayar merupakan pelayanan PLN dalam menjual listrik dengan cara pelanggan membayar pada awal atau seperti membeli pulsa listrik, mirip seperti pulsa prabayar yang akrab dikenal kalangan pengguna handphone (HP), kata kata juru bicara PLN Papua, Dharmawan Uloli, di Jayapura, Kamis (10/2).

"Pelanggan bebas membeli voucher sebelum menggunakan listrik dari PLN. Kalau pelanggan membeli voucher senilai Rp100 ribu, jika pemakaiannya boros, hanya dapat bertahan dua sampai tiga hari, namun jika dihemat, bisa habis satu minggu bahkan satu bulan," katanya.

Menurut dia, layanan listrik prabayar dapat mengantisipasi melonjaknya pemakaian listrik dari pelanggan bersangkutan dan meminimalisir adanya keluhan dari pelanggan tentang besarnya harga pemakaian yang mereka bayar di loket PLN.

"Banyak keluhan pelanggan tentang kesalahan petugas membaca meteran dan juga soal pemadaman listrik akibat pelanggan telat bayar. Jadi kalau dengan sistem pra bayar ini, tentu akan diminimalisir," ujar Dharmawan.

Sebab pelanggan sendiri yang akan mengontrol pemakaian listriknya," katanya lagi.

Dalam kesempatan tersebut, Dharmawan Uloli juga mengharapkan kerjasama semua pelanggan PLN dalam membayar tagihan rekening listriknya tepat waktu. Sementara terkait kabel udara PLN yang sering terganggu akibat terkena pohon tumbang, ia juga meminta pengertian masyarakat saat pohon itu akan dipotong.

"Kita sangat mengharapkan kerja sama pelanggan. Maksimalnya pelayanan PLN tentu harus ditunjang juga oleh ketepatan waktu pembayaran tagihan listrik. Dan juga bagi masyarakat agar bisa menerima penjelasan PLN saat akan memotong pohon di sekitar rumahnya," papar Dharmawan.

Menyinggung masih seringnya terjadi pemadaman bergilir oleh PLN Papua, Dharmawan mengakui hal tersebut dilakukan karena ada pemeliharaan rutin mesin pembangkit yang mengalami kerusakan.

"Yang jelas kalau tidak ada problem, tentu lampu akan terus nyala sepanjang hari," ujarnya. (Ant)

Bookmark and Share

View the original article here