Tampilkan postingan dengan label Mandala. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mandala. Tampilkan semua postingan
Pemerintah Daerah Selamatkan Mandala?

Pemerintah Daerah Selamatkan Mandala?

Maskapai ini sebagian sahamnya dimiliki Cardig (Indonesia) dan Indigo (Eropa). Maskapai Mandala (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)

VIVAnews - Sungguh memprihatinkan jika harus ada lagi maskapai penerbangan nasional yang rontok. Apalagi saat ini, Indonesia sedang mengalami pertumbuhan jumlah penumpang dengan sangat pesat.

Apa yang terjadi dengan PT Mandala Airlines sangat mengagetkan, karena selama ini Mandala merupakan maskapai yang dianggap sangat baik layanannya. Bahkan, Mandala menjadi salah satu dari dua perusahaan yang telah memiliki sertifikat keselamatan IATA atau IATA Operating Safety Audit (IOSA) selain Garuda Indonesia.

"Ada yang salah dalam fungsi pengawasan dan pembinaan yang dilakukan pemerintah. Jika tidak, mengapa berhentinya operasi penerbangan Mandala begitu mendadak. Seharusnya, early warning system berfungsi dengan baik," ujar anggota Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia, di Jakarta, dalam keterangan yang diterima VIVAnews.com.

Lebih lanjut, Yudi mengaku cukup kaget Mandala yang kinerjanya cukup bagus kesulitan mendatangkan investor baru. Padahal, maskapai yang sebagian sahamnya dimiliki Cardig (Indonesia) dan Indigo (Eropa) dikenal sebagai maskapai yang cukup baik dengan pesawat-pesawat modern, yaitu Airbus A319 dan A320.

Sebagai maskapai perintis yang banyak melayani rute-rute ke berbagai daerah di tanah air, Mandala seharusnya bisa diselamatkan. Untuk itu, Yudi berharap ada pemerintah daerah yang mau ikut andil menyelamatkan Mandala.

"Caranya, jadilah investor di Mandala yang sudah direstrukturisasi nanti. Dengan suntikan dana dari sejumlah pemerintah daerah, selain menghidupkan kembali maskapai tersebut, juga mencegah beralihnya kepemilikan saham Mandala ke pihak asing," ujar Yudi.

Yudi pun mendesak, Kementerian Perhubungan bersikap proaktif untuk ikut menyelamatkan maskapai penerbangan yang juga punya nilai sejarah itu. Kementerian Perhubungan bisa menjadi fasilitator yang baik untuk menjaring investasi dari berbagai daerah.

"Keberadaan maskapai yang mau melayani rute-rute ke daerah yang bisa dikatakan bukan rute gemuk sangat penting bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah, tutur Yudi. (kd)

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Penumpang Mandala Beralih ke Maskapai Lain

Penumpang Mandala Beralih ke Maskapai Lain

"Saya tidak percaya akan kembali (uang tiket). Jadi, saya relakan saja." Pesawat Mandala (www.mandalaair.com)

VIVAnews - PT Mandala Airlines akan memproses pengembalian dana (refund) calon penumpang sesuai harga tiket. Maskapai penerbangan itu akan mengembalikan uang tiket calon penumpang maksimal 45 hari sejak hari ini, Kamis 13 Januari 2011.

Mandala memutuskan berhenti operasi sementara selama 45 hari sejak hari ini karena masalah keuangan dan internal perusahaan lainnya. Akibat keputusan itu, ratusan pembeli tiket Mandala Airlines pun menyerbu kantor pusat maskapai penerbangan itu di kawasan Tomang, Jakarta Barat.

Selain mengurus pengembalian dana, beberapa di antara calon penumpang meminta dialihkan penerbangannya ke maskapai lain. Namun, customer relations officer yang bertugas di kantor Mandala, Chairul Ilham, menolak permintaan sebagian calon penumpang yang ingin dialihkan ke maskapai lain. Mandala hanya bersedia mengurus pengembalian dana.

Namun, Sinta (30), seorang karyawati, mengatakan dirinya memutuskan untuk membeli tiket maskapai penerbangan lain karena sudah terlanjur membeli voucher hotel di Singapura. Awalnya, dia sudah membeli tiga tiket pulang pergi (PP) ke Singapura senilai Rp1,3 juta.

"Saya tidak percaya akan kembali (uang tiket). Jadi, saya relakan saja," ujarnya ketika ditemui VIVAnews.com di kantor pusat Mandala. Sinta memperoleh tiket promo Mandala itu untuk penerbangan Februari 2011.

Dia juga sempat heran, karena rekannya masih sempat dilayani untuk tujuan penerbangan ke Hong Kong pada saat memesan lima tiket sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu 12 Januari 2011. Padahal, sore harinya, berita penghentian operasi Mandala mulai muncul di internet.

Vivi, seorang mahasiswa, juga terpaksa membeli tiket maskapai penerbangan lain untuk tujuan Yogyakarta. Meski demikian, dia sempat kesal karena pada saat mencetak bukti pemesanan tiket Mandala di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta tidak diberi informasi mengenai rencana penghentian operasi.

"Saat itu tiket masih dijual dan ada juga pembeli lain," tuturnya.

Dia kecewa karena sebagai industri yang bergerak di bidang jasa, Mandala semestinya memberikan informasi lebih awal kepada calon penumpang. "Pagi masih bisa nge-print (mencetak bukti pemesanan tiket), eh, sorenya ada berita berhenti operasi," ujarnya.

Pengaduan sempat dia ajukan ke kantor pelayanan Mandala di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. "Tapi komplain tidak layani karena kantor tutup. Akhirnya saya ke terminal 1 beli tiket lainnya," katanya.

Ketika VIVAnews.com mengonfirmasi ke maskapai penerbangan lain, lonjakan permintaan pemesanan tiket belum terlihat. "Belum kelihatan," kata Direktur Pemasaran dan Distribusi AirAsia, Widijastoro Nugroho.

Meski demikian, menurut Widijastoro, promosi penerbangan murah AirAsia masih akan terus berjalan. "Kalau promosi pasti jalan terus," tuturnya.

Widijastoro mengatakan, belum terlihatnya lonjakan pemesanan tiket ke maskapainya diperkirakan karena rute penerbangan Mandala yang sebagian tidak sama dengan AirAsia. "So far belum ada lonjakan," tuturnya.

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Penumpang Ancam Tuntut Mandala Airlines

Penumpang Ancam Tuntut Mandala Airlines

Ini bukan sekedar masalah nominal tapi pembelajaran untuk menghormati hak konsumen. Pesawat Mandala Airlines (www.antaraphoto.com)

VIVAnews - Sejumlah calon penumpang berencana mengadukan maskapai Mandala Airlines ke lembaga konsumen dan menempuh jalur hukum. Mereka kecewa karena tidak ada pemberitahuan maskapai akan berhenti beroperasi.

"Kami tunggu 45 hari, Apabila Mandala mengabaikan janjinya akan saya bawa masalah ini ke lembaga yang concern dengan hak-hak konsumen," kata seorang calon penumpang, Arif Sugiono, di kantor Pusat Mandala, Tomang, Jakarta Barat, Kamis 13 Januari 2011.

Mandala berjanji mengembalikan uang refund minimal tujuh hari dan maksimal 45 hari. Arif yang juga menantu sejarawan, Anhar Gonggong, mengatakan, jika  tidak juga dikembalikan mereka akan menggunakan jalur hukum.

"Atas nama costumer Mandala, kami sepakat akan memakai langkah hukum dengan menuntut pihak Mandala. Kami sudah mengkoordinir untuk membentuk forum komunikasi agar proses pertanggungjawaban ini berjalan," ujar dia.

Bagi Arief, ini bukan sekedar masalah nominal tapi pembelajaran untuk menghormati hak konsumen. Arif, yang memiliki satu tiket Mandala tujuan Jakarta-Yogyakarta, menilai, Mandala terkesan menyepelekan kepercayaan pelanggannya.

Hal itu terlihat dari tidak adanya informasi langsung kepada pelanggan dan juga penjualan tiket masih dibuka pada hari kemarin. "Menjelang beberapa jam penutupan masih tetap menjalani reservasi tiket," ujar Arif yang baru membeli tiket kemarin.

Para pelanggan pun sempat meminta pengelola Mandala untuk mengalihkan ke maskapai lain dibandingkan refund yang harus menunggu waktu lama, namun pihak Mandala tidak dapat memenuhinya. "Kalau proses refund terlalu panjang, alihkan kami ke maskapai lain tapi mereka menyerah," ujar Arif.

Siang ini, suasana kantor Mandala masih dipadati calon penumpang yang mengantre untuk mengisi formulir refund. Sesekali kericuhan terjadi karena sejumlah calon penumpang tidak sabar terhadap antrean yang panjang.

Untuk melayani proses pengembalian uang itu, manajemen akan membuka layanan pengaduan dan pengembalian tiket dari Senin hingga Minggu. Untuk jam kerja Senin-Jumat, layanan buka pukul 06.00 hingga 23.00 WIB. Sementara itu, untuk Sabtu-Minggu dan hari libur buka mulai pukul 06.00 hingga 21.00 WIB.

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Minimal 7 Hari Uang Penumpang Mandala Kembali

Minimal 7 Hari Uang Penumpang Mandala Kembali

Para penumpang kesal karena uangnya tidak bisa diperoleh hari ini. Calon penumpang Mandala antre pengembalian tiket. (ANTARA/M Risyal Hidayat)

VIVAnews - Sekitar 200 orang calon penumpang memadati kantor Mandala Airlines, Tomang, Jakarta Barat. Mereka mengantre di lima loket untuk mendapatkan pengembalian uang (refund) atas tiket yang telah mereka beli.

Namun penumpang menyayangkan, pengembalian uang (refund) yang diharapkan dapat diterima hari ini ternyata tidak dilakukan. Harus menunggu pendataan dari pihak Mandala.

Para calon penumpang pada hari ini, Kamis 13 Januari 2011, hanya diharuskan mengisi formulir yang disediakan. Formulir itu berisi nama, nomor rekening, no booking serta nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk refund, para calon penumpang akan dihubungi pihak Mandala minimal 7 hari maskimal 45 hari

"Mandala akan memberikan kepastian dalam waktu 7 hari dan maksimal 45 hari. Pengembalian atau refund akan dilakukan transfer. Mohon pengertiannya dan kesabarannya, Mandala akan bertanggung jawab," kata seorang petugas Mandala, Budi S, sambil membagikan formulir kepada calon penumpang.

Seorang penumpang, Teti kesal dengan kebijakan Mandala. Teti tidak bisa mendapatkan refund hari ini.

"Masak refund harus menunggu selama 7 hari lebih," kata Teti. Padahal, kata dia, seharusnya cukup menyerahkan tiket booking, calon penumpang sudah bisa mendapatkan refund.

"Kami merasa dirugikan," ujarnya sambil membawa berkas pembayaran dan booking sheet perjalanan. Namun, mau tidak mau, ia terpaksa ikut mengantre bersama ratusan calon penumpang lainnya mengisi formulir.

Sementara itu, calon penumpang lainnya, Aris mengaku kecewa dengan pelayanan Mandala. "Kami tidak diberitahukan oleh pihak Mandala, tapi malah dari media massa kami baru tahu," ujar aries.

Oleh karenanya, ia berharap pihak mandala dapat memberikan refund dan uang ganti rugi terhadap para calon penumpang yang gagal melakukan perjalanan. "Bukan hanya uang, kami juga rugi waktu," ujarnya.

Untuk melayani proses pengembalian uang itu, manajemen akan membuka layanan pengaduan dan pengembalian tiket dari Senin hingga Minggu. Untuk jam kerja Senin-Jumat, layanan buka pukul 06.00 hingga 23.00 WIB. Sementara itu, untuk Sabtu-Minggu dan hari libur buka mulai pukul 06.00 hingga 21.00 WIB. (sj)

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Izin Rute Mandala Terancam Hilang

Izin Rute Mandala Terancam Hilang

Mandala Airlines (wanhart.wordpress.com)

VIVAnews- Kementerian Perhubungan menyayangkan limbungnya maskapai Mandala Airlines hingga berhenti beroperasi sementara. Izin rute Mandala Air bisa terancam apabila tidak digunakan dalam waktu 1 bulan.

Menurut Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti, izin rute bisa dicabut jika melebihi 30 hari tidak melakukan penerbangan. Namun, untuk izin operasi, jika lebih dari 1 tahun tidak beroperasi maka maskapai itu bisa dicabut izin usahanya (surat izin usaha penerbangan/SIUP).

"Kami berharap Mandala segera mendapatkan investor sehingga bisa lebih cepat dari itu," ujarnya kepada VIVAnews.com di Jakarta, Kamis, 13 Januari 2011.

Dia mengatakan limbungnya Mandala semenjak maskapai itu menutup beberapa rute dan mengurangi pesawatnya. Ia menceritakan, sebelum Mandala memutuskan berhenti beroperasi, Mandala sudah mempunyai bisnis plan. Sayangnya salah satu investornya berhenti mendukung dan menambahkan modal.

"Otomatis Mandala kelimpungan, untuk itu diperlukan restrukturisasi mencari partner baru investor," katanya.

Menurut dia, masalah Mandala dikarenakan adanya masalah keuangan dan sengketa dengan pemegang saham. Salah satu pemegang saham mengundurkan diri sehingga Mandala tak mampu melanjutkan kegiatannya. "Makanya mereka melakukan restrukturisasi dengan mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang," ujarnya.

Maskapai Mandala Airlines berhenti beroperasi untuk sementara selama 45 hari karena adanya masalah keuangan dan internal perusahaan. Mandala meminta penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Menurut Presiden Direktur Mandala Airlines Diono Nurjadi, dalam beebrapa bulan terakhir Mandala Airlines mengalami kerugian bisnis dan saat ini mengharuskan untuk melakukan restrukturisasi perusahaan sehingga dapat memberi ruang bagi masuknya investor baru.

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Pemerintah Tak Khawatir Rute Mandala Hilang

Pemerintah Tak Khawatir Rute Mandala Hilang

Pemerintah minta Mandala menyelesaikan pengembalian uang tiket yang sudah dipesan. Menteri Perhubungan, Freddy Numberi (VIVAnews/Tri Saputro)

VIVAnews - Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan pemerintah tidak mengkhawatirkan hilangnya rute setelah tidak beroperasinya maskapai Mandala Airlines. Ini disebabkan rute yang selama ini dilewati Mandala sudah diisi maskapai lain.

"Tak perlu khawatir, sudah diisi maskapai lain," kata Freddy di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2011.

Freddy juga mengungkapkan Mandala berhenti beroperasi karena permasalahan pendanaan. Namun, Kementerian Perhubungan tetap meminta Mandala menyelesaikan pengembalian uang tiket yang sudah dibeli oleh calon penumpang. "Harus diselesaikan. Saya sudah minta ke Dirjen (Perhubungan Udara)," kata Freddy.

Mulai hari ini, Mandala Air menyetop operasinya. Keputusan itu menyusul kesulitan keuangan sehingga menyebabkan tidak bisa membayar sewa pesawat. "Kelima pesawatnya sudah kami serahkan ke lessor (pemilik pesawat yang mengecewakan)," kata Direktur Utama Mandala Airlines, Diono Nurjadin, semalam.

Diono mengaku saat ini sedang mencari investor baru agar bisa menyuntik modal ke Mandala. "Belum bisa diumumkan, tapi mereka setuju dengan restrukturisasi ini," ujarnya. (art)

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here