Tampilkan postingan dengan label Mesir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mesir. Tampilkan semua postingan
AS Imbau Militer Mesir Terus Kendalikan Diri

AS Imbau Militer Mesir Terus Kendalikan Diri

Kamis, 10/02/2011 09:37 WIB
Mesir Bergolak
AS Imbau Militer Mesir Terus Kendalikan Diri  video foto
Rita Uli Hutapea - detikNews

Washington - Mesir terus bergolak. Pemerintah Amerika Serikat mengimbau militer Mesir untuk terus menunjukkan pengendalian diri seperti yang telah mereka tunjukkan selama aksi demo berlangsung di negeri itu.

"Kami menghargai peran yang dimainkan militer Mesir sejauh ini, dan kami akan mendorong mereka untuk terus menunjukkan pengendalian diri yang telah mereka tunjukkan belakangan ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/2/2011).

Pernyataan itu disampaikan Crowley menyusul adanya kemungkinan bahwa pemerintah Mesir akan menggunakan intervensi militer dalam aksi demonstrasi antipemerintah yang terus berlangsung di negeri itu.

Pada Rabu, 9 Februari kemarin, Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheit mengatakan, militer terpaksa akan mengintervensi jika aksi demo antipemerintah menyebabkan Mesir masuk dalam kekacauan.?

"Kami harus melindungi konstitusi, bahkan jikapun itu diamandemen," ujar Abul Gheit kepada stasiun televisi Al-Arabiya seperti dikutip kantor berita Mesir, Mena.

"Dia (Abul Gheit) mengingatkan jika kekacauan terjadi, angkatan bersenjata akan mengintervensi untuk mengendalikan negara, sebuah langkah yang dikatakannya akan mengarah ke situasi yang sangat berbahaya," demikian diberitakan Mena.

(ita/nrl)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here

Militer Mesir Kepung Kantor Pusat Stasiun TV Channel 5 Mesir

Militer Mesir Kepung Kantor Pusat Stasiun TV Channel 5 Mesir

Kantor pusat stasiun televisi Mesir, Channel 5 mengalami keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah pemimpinnya, Ismail Al Sheikha, memerintahkan evakuasi seluruh karyawan dari kantor pusat tersebut.

Siaran Channel 5 itu tiba-tiba berhenti sore hari Rabu kemarin (9/2) dan digantikan dengan Channel 1 Mesir.

Sebuah sumber di Channel 5 menegaskan bahwa kendaraan lapis baja dan tank mengelilingi kantor pusat Channel 5 dan militer menutup semua jalan akses yang menuju ke sana.

Sumber tersebut menambahkan bahwa aparat keamanan menerima informasi intelijen yang menunjukkan bahwa pengunjuk rasa akan berusaha untuk mengambil alih saluran pada hari Jumat besok.

Saluran televisi ini telah berhenti siaran pada 29 Januari lalu namun kembali bekerja dalam 3 hari terakhir, dengan pihak administrasi perusahaan mengeluarkan perintah tegas untuk tidak menyebutkan kalimat "revolusi rakyat" atau salah satu peristiwa yang terkait yang sedang berlangsung di Mesir. Kebijakan ini tampaknya telah memprovokasi warga Alexandria. (fq/alahram)


View the original article here

Al Qaeda Irak Desak Warga Mesir Berjihad

Al Qaeda Irak Desak Warga Mesir Berjihad

AFP PHOTO /STRINGER Kedua kubu massa pro dan kontra Presiden Hosni Mubarak saling berhadap-hadapan.

WASHINGTON, KOMPAS.com - Kelompok teroris Al Qaeda Negara Islam Irak menyerukan kepada para pemrotes di Mesir untuk melakukan jihad dan mendesakkan pembentukan pemerintahan berdasarkan hukum Islam. Seruan tersebut terpantau oleh badan pemantauan SITE yang bermarkas di Amerika Serikat, Selasa.

Pernyataan itu menjadi reaksi pertama kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda terhadap aksi-aksi unjuk rasa yang sedang terjadi di Mesir yang diterbitkan pada forum jihad  8 Februari, kata kelompok pemantau AS tersebut. Pesan, yang ditujukan kepada para pengunjuk rasa itu mengatakan, "pasar jihad" telah dibuka di Mesir dan "pintu kemartiran telah dibuka," setiap pria berbadan sehat harus berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kelompok ini mendesak warga Mesir untuk mengabaikan "cara-cara menipu yang bodoh" dari sekularisme, demokrasi, dan nasionalisme kafir busuk. "Jihad anda," kata pesan itu, "untuk mendukung Islam, yang lemah dan tertindas di Mesir, untuk orang-orang anda di Gaza dan Irak, serta untuk setiap Muslim yang tersentuh oleh penindasan dari tiran Mesir dan tuannya di Washington dan Tel Aviv," tulis terjemahan teks yang disediakan Kelompok Intelijen SITE itu.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Menlu Mesir Tuduh AS Mendikte Negaranya

Menlu Mesir Tuduh AS Mendikte Negaranya

Washington, (tvOne)

Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheith, Rabu (9/2), menuduh Amerika Serikat memaksakan keinginannya atas negerinya dengan mendikte tentang cara bertindak.

Di dalam satu wawancara dengan stasiun PBS, Amerika, menteri itu mengatakan, "Ketika anda berbicara mengenai layak, segera, sekarang --seakan-akan anda memaksakan kehendak pada negara besar seperti Mesir, teman besar yang sejak dulu selalu memelihara hubungan paling baik dengan Amerika Serikat, anda memaksakan kehendak anda atas dia."

Sejak protes massal anti-pemerintah meletus pada 25 Januari di Mesir guna menyerukan pemilihan umum yang bebas dan adil serta diakhirinya 30 tahun kekuasaan Presiden Hosni Mubarak, Presiden AS Barack Obama dan para pejabat tinggi lain AS seringkali mengeluarkan seruan terbuka. Mula-mula mereka menyerukan peralihan segera tapi beberapa hari kemudian mereka "menganjurkan" peralihan secara layak.

Di dalam percakapan telefon paling akhirnya dengan timpalannya dari Mesir Omar Suleiman pada Selasa (8/2), Wakil Presiden AS Joe Biden menyerukan peralihan teratur di Mesir yang "cepat, berarti, damai dan sah". Ia menuntut, antara lain, pemerintah Mesir segera membatalkan peraturan darurat dan mengundang oposisi sebagai mitra untuk bersama-sama menyusun peta jalan dan jadwal bagi peralihan.

Abul Gheit mengatakan kepada PBS saran Biden tak membantu sama sekali. Menteri Luar Negeri Mesir itu mengatakan, "Ketika saya membaca itu pagi ini, saya benar-benar terkejut sebab sekarang ini, sewaktu kita berbicara, ada 17.000 tahanan berkeliaran di jalan-jalan. Mereka melarikan diri dari penjara yang telah dirusak. Bagaimana anda bisa meminta saya membatalkan peraturan darurat sementara saya menghadapi kesulitan?"

"Beri saya waktu, izinkan saya mengendalikan dan menstabilkan rakyat, menstabilkan negara dan kemudia kami akan mengkaji masalah lain," katanya.

Abul Gheit pertama kali melancarkan serangan balik pada Ahad (6/2) terhadap campur tangan asing. Ia mengatakan pemerintah Mesir menolak dikte dari luar, terutama dari negara-negara Barat. Ia mengatakan kepada wartawan, "Mesir tak berada di bawah mandat siapa pun." (Ant)

Bookmark and Share

View the original article here

Berbagai Negara "Berlomba" Evakuasi Warganya dari Mesir

Berbagai Negara "Berlomba" Evakuasi Warganya dari Mesir

Mesir, (tvOne)

Sejumlah negara berupaya secepat mungkin mengevakuasi warganya dari Mesir, mengingat kondisi keamanan di negeri Firaun itu kian mengkhawatirkan.

Salah satu negara yang mempercepat kepulangan warganya adalah Amerika Serikat. Mereka bahkan mengizinkan warga negaranya yang memiliki paspor kadaluarsa untuk datang ke bandara secepat mungkin agar bisa turut dipulangkan.

Bagi AS, kondisi di Mesir sudah genting sehingga tidak aman untuk warganya bertahan. AS telah mengevakuasi lebih dari 1900 warganya dari Mesir. Dalam sehari, ada lebih dari 5000 orang dari berbagai negara yang mendatangi bandara untuk bisa keluar dari Mesir.

Bookmark and Share

View the original article here

439 WNI Berhasil Dievakuasi dari Mesir

439 WNI Berhasil Dievakuasi dari Mesir

Ilustrasi evakuasi WNA dari Mesir

Jakarta, (tvOne)

Sebanyak 439 warga negara Indonesia (WNI) di Mesir yang tergabung dalam rombongan evakuasi tahap kedua tiba di Jakarta pada Jumat (4/2) siang. Rombongan WNI ini disambut oleh Wapres Boediono.

Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait menyatakan, akan terus memantau dan mempersiapkan kebutuhan WNI selama berada di tanah air, sebelum dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.

Tim yang berada di Mesir sudah mendaftar 400 WNI lainnya. Mereka akan dipulangkan ke Indonesia dalam rombongan berikutnya.

Bookmark and Share

View the original article here

421 Warga Indonesia Tiba dari Mesir

421 Warga Indonesia Tiba dari Mesir

Sejumlah warga negara Indonesia yang tinggal di Mesir tiba kembali di tanah air melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Sebanyak 411 WNI telah berhasil dievakuasi dan tiba kembali di tanah air menyusul terjadinya konflik di Mesir. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki )

Tangerang (ANTARA News) - Sebanyak 421 Warga Negera Indonesia tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, mengunakan pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia setelah dievakuasi dari Kairo, ibukota negara yang sedang  bergolak, Mesir.

"Warga yang datang dari Kairo ini langsung dibawa ke Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, untuk dilakukan pendataan ulang, "kata Ketua Tim Evakuasi WNI, Hassan Wirajuda di Tangerang, Jumat.

Menurut dia, untuk membawa warga dari Terminal Haji telah disiapkan sebanyak 10 bus ke Pondok Gede, setelah itu dipulangkan ke tempat masing-masing dengan mengunakan bus, pesawat udara atau kereta api.

Penyambutan kedatangan WNI itu langsung oleh Wapres Boediono, hadir pula Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Menlu Marty Natalegawa.

Dari 421 orang, 340 diantaranya adalah dewasa dan selebihnya yakni anak-anak dan kebanyakan mahasiswa serta pekerja yang berada di Kota Alexandria sekitar 120 km dari Kairo.

Namun evakuasi WNI tersebut merupakan tahap kedua dan pihaknya mempersiapkan pemulangan untuk tahap ketiga sebanyak 800 warga direncanakan tiba Sabtu (5/2).

Ketika mendarat di bandara terbesar di Indoensia maka langsung dibawa ke terminal haji beberapa saat kemudian berangkat ke Pondok Gede.

Bahkan untuk warga Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Banten dipulangkan mengunakan bus yang telah disediakan pemerintah.

"Bagi warga dari luar Jawa pemerintah telah menyiapkan kepulangan mengunakan pesawat terbang," kata mantan Menteri Luar Negeri itu.

Sebelumnya, saat raker dengan Komisi I DPR Menlu Marty Natalegawa menjelaskan bahwa ada beberapa hal mendasar yang dilakukan pemerintah dalam proses penanganan WNI di Mesir, yakni menjamin keamanan, keselamatan, kebutuhan logistik serta memfasilitasi evakuasi WNI.

Menlu menegaskan, prioritas pemerintah adalah penyelamatan WNI, dalam pendataan di KBRI adalah sebanyak 6,149, terdiri dari 4.297 mahasiswa, 1.002 TKI, dan sisanya diluar itu.

Untuk mempercepat langkah evakuasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) WNI di Mesir yang dipimpin Mantan Menteri Luar Negeri dan Duta Besar Mesir, Hasan Wirajuda.

(A047/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

PBB Ungsikan Ratusan Staf di Mesir ke Siprus

PBB Ungsikan Ratusan Staf di Mesir ke Siprus

Larnaca, Siprus, (tvOne) 

Sekitar 600 staf Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan keluarga mereka diterbangkan dari Mesir ke Siprus, Kamis (3/2). Orang-orang yang diungsikan itu mewakili badan-badan PBB termasuk Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengatahuan dan Kebudayaan (UNESCO) dan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

Keputusan itu diambil oleh markas besar PBB di New York karena situasi keamanan di Kairo dianggap tidak stabil meskipun tidak ada serangan pada staf PBB. Evakuasi itu berlangsung sepanjang Kamis dengan kedatangan pertama di bandara Larnaca.

Siprus dipilih sebagai tempat persiapan untuk mengeluarkan warga negara asing dari Mesir. Menteri dalam Negeri Neoclis Sylikiotis mengatakan sekitar 320 orang telah menggunakan Siprus sebagai tempat transit sejauh ini. Pulau itu, sebuah negara anggota Uni Eropa, berada sekitar 90 menit waktu penerbangan dari Kairo.

Bookmark and Share

View the original article here

Reformasi Mesir bagian Dari Pembelajaran Politik

Reformasi Mesir bagian Dari Pembelajaran Politik

Hati-hati berbicara demokrasi. Paling-paling yang menonjol para tokoh yang memiliki kepentingan kekuasaan. Janji mereka kepada rakyat seolah janji masuk surga.

Demokrasi ala Indonesia, barangkali demokrasi campur sari. Mulai dari gaya liberal, feodal, dan militer, ternyata semuanya ada. Lalu yang model Indonesia seperti apa. Indikator model apa saja, yang penting dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Hosni Mubarak, tidak pernah mau belajar sejarah. Seharusnya beliau melihat, bagaimana Presiden Soeharto teman satu angkatanya asal Indonesia harus diturunkan setelah berkuasa 32 tahun. Politik memang menjanjikan semuanya, tetapi kalau tidak dibatasi kekuasaannya oleh UU. Apa yang terjadi? Mereka akan terlena dan lupa..

Zaman Honi Mubarok ketika awal terpilih menjadi presiden telah banyak memberikan janji kepada rakyat Mesir. Namun realitas sejarah yang berdasarkan ruang dan waktu telah membuktikan, bahwa beliau telah lupa kalau zaman telah berubah. Borok-borok masa lalu beliau menjadi isu sensitif di kalangan terpelajar Mesir.

Hosni Mubarak, memang presiden unik dan kontrofersial. Beliau memiliki hubungan baik dengan Israel, dan politik luar negeri lebih condong ke Amerika Serikat. Apakah karena beliau terlalu lama menjabat menjadi presiden, ataukah adanya tokoh-tokoh anti Yahudi dan Amerika Serikat yang memprovokasi gelombang unjuk rasa terhadap beliau.

Biarlah terjadi reformasi di Negara Mesir. Tetapi harus diingat, rakyat jangan dijadikan korban. Para politisi baru pascakerusuhan juga berjanji untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

Dan Negara Mesir menjadi negara mandiri. Kapan Indonesia???


View the original article here

Hiraukan Seruan Militer, Demonstran Mesir Tetap Tuntut Mubarak Turun

Hiraukan Seruan Militer, Demonstran Mesir Tetap Tuntut Mubarak Turun

Pengunjuk rasa Mesir berkumpul di Kairo Tahrir Square pada hari kesembilan aksi unjuk rasa revolusi, memperbarui seruan mereka untuk pemecatan presiden dengan meneriakkan slogan-slogan anti-Mubarak.

Massa, yang berkumpul di alun-alun pada hari Rabu pagi ini (2/2), meneriakkan "Kami tidak akan pergi, ia yang akan pergi."

Sementara itu, juru bicara militer mengumumkan di televisi menyatakan bahwa militer Mesir meminta para pengunjuk rasa untuk pulang.

Kelompok-kelompok oposisi telah menandai Jumat sebagai "hari keberangkatan" untuk Presiden Hosni Mubarak, dan meminta dia untuk segera mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sementara sampai pemilihan presiden dapat diselenggarakan pada bulan September.(fq/prtv)


View the original article here

Menlu Pastikan Tak Ada WNI Tewas di Mesir

Menlu Pastikan Tak Ada WNI Tewas di Mesir

Jakarta, (tvOne)

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Imanda Amalia, yang dikabarkan tewas pada bentrok massa di kairo Mesir. Kebenaran kabar ini diperoleh berdasarkan informasi dari KBRI Kairo.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam jumpa pers mengatakan, KBRI di Kairo, Mesir telah memverifikasi kabar meninggalnya seorang warga Indonesia bernama Imanda Amalia.

Imanda disebut sebagai staf United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), badan PBB yang bertugas di daerah konflik, dikabarkan meninggal dalam bentrokan berdarah di Kairo.

"Kepala UNRWA di Kairo memastikan tidak ada staf yang bernama Imanda amalia," jelas Marty, Jakarta, Kamis (3/2)

Pihak KBRI juga sudah berusaha memverifikasi, tapi tidak ditemukan data penduduk WNI di Mesir bernama Imanda Amalia.

Bookmark and Share

View the original article here

Hasil Polling: Mubarak Akan Melarikan Diri dari Mesir

Hasil Polling: Mubarak Akan Melarikan Diri dari Mesir

Hasil sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa revolusi rakyat di Mesir akan memaksa Presiden Mesir Hosni Mubarak melarikan diri dari negara itu.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Press TV, hampir 53 persen responden percaya bahwa Mubarak akan melarikan diri dari negara Afrika Utara tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 persen mengatakan bahwa kerusuhan akan diatasi dengan dukungan dari Amerika Serikat.

Sementara itu 34 persen mengatakan bahwa revolusi Mesir akan membawa keruntuhan Mubarak namun sisa-sisa sistem Mubarak masih akan bertahan.

Mesir telah memasuki hari kesepuluh revolusi rakyat dengan banyaknya massa yang berkumpul di ibukota Mesir Tahrir Square dari dini hari Kamis ini.

Para pengunjuk rasa ingin Mubarak mengakhiri kekuasaannya yang telah bertahan selama 30 tahun tapi Mubarak sejauh ini menolak seruan masyarakat luas yang menuntut pengunduran dirinya.

Demonstran pada hari Selasa lalu meneriakkan "Pergi Mubarak, Anda sudah tidak dibutuhkan" dan "Jumat sore kami akan ke istana anda," merujuk pada apa yang mereka namakan "Jumat Keberangkatan", demo ke istana presiden yang demonstran mengatakan bahwa mereka akan memaksa Mubarak untuk turun.(fq/prtv)


View the original article here

Al-Azhar Serukan Rakyat Mesir Untuk Tidak Saling Menumpahkan Darah

Al-Azhar Serukan Rakyat Mesir Untuk Tidak Saling Menumpahkan Darah

Lembaga riset Islam Al-Azhar Al-Sharif kamis ini (3/2) menyerukan semua rakyat Mesir untuk bertindak rasional dan bersikap tenang serta mencegah dan menghindari terjadinya konfrontasi atau tindakan kekerasan, terutama dalam kondisi saat ini, Al-Azhar juga menekankan bahwa setiap tindakan atau perilaku yang mengarah atau menyulut pertumpahan darah merupakan tindakan terlarang dalam Islam.

Hal tersebut disampaikan oleh Lembaga Riset Islam Al-Azahr dalam pernyataan pers pada penutupan pertemuan darurat di bawah pimpinan Syaikhul Azhar Dr Ahmad Al-Thayyib yang menyerukan adanya dialog nasional segera dalam rangka mengatasi krisis serta untuk menjaga keamanan dan memotong jalan terhadap upaya campur tangan asing, menurut laporan Kuwait News Agency.

Al-Azhar mencatat bahwa semua warga harus menjunjung tinggi keamanan dalam negeri, menambahkan bahwa harus adanya rekonsiliasi nasional dan menjaga keamanan tanah air serta persatuan bagi seluruh rakyat Mesir.

Pernyataan Al-Azhar juga memuji peran militer Mesir untuk komitmen mereka terhadap kepentingan nasional.(fq/imo)


View the original article here

Cerita WNI Mengenai Situasi Menyeramkan di Mesir

Cerita WNI Mengenai Situasi Menyeramkan di Mesir

Asap mengepul dari sebuah kebakaran di kantor pemadam kebakaran Suez saat terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa anti pemerintah dan polisi di kota pelabuhan Suez, 134km timur Kairo, Kamis (27/1). (FOTO ANTARA/REUTERS/Mohamed Abd El-Ghany/djo/11)

Mereka itu penjahat kelas wahid yang bisa menghancurkan sendi-sendi sosial kota di Mesir
Jakarta (ANTARA News) - Seorang mahasiswi asal Pati, Jawa Tengah, Nurlaila Khadila, yang tengah menyelesaikan studinya di Fakultas Usuluddin, Universitas Al Azhar, menyebutkan situasi Mesir, termasuk kota Kairo, semakin tidak pasti.

Nurlaila yang kini sudah kembali ke Tanah Air dan sementara berada di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, melukiskan situasi menyeramkan di Nasr City di mana dia tinggal.

Di wilayah itu, kata Nurlaila, tentara semakin banyak dan banyak tahanan lepas.

Diperkirakan narapidana yang lepas sebanyak 2.900 orang dan yang ditangkap kembali sekitar 326 orang.

"Mereka itu penjahat kelas wahid yang bisa menghancurkan sendi-sendi sosial kota di Mesir," kata Nurlaila.

Nasr City sendiri berada sekitar satu jam perjalanan dari Lapangan Tahrir.

Mahasiswi semester terkahir di Universitas Alazhar mengatakan warga negara asing, termasuk dirinya, merasa beruntung karena penduduk kota itu memberi perlindungan kepada mereka, dengan cara mengelar ronda.

Warga setempat juga berkumpul di masjid-masjid, menghimpun kekuatan untuk mengamankan keamanan di kampung-kampung.

Keadaan ini persis terjadi 13 tahun silam di Indonesia, menyusul Kerusuhan Mei meledak yang menjadi prolog bagi tumbangnya Presiden Soeharto oleh gerakan reformasi.

Sementara itu, Kepala Satuan Tugas Pemulangan WNI dari Mesir, Hasan Wirayudha menyebutkan krisis Mesir sudah mengarah menjadi konflik horizontal dari sebelumnya antara rakyat melawan pemerintah.

Belakangan ini kelompok antipemerintahan mendapat perlawanan dari kelompok pendukung Mubarak dan jika ini terus berlanjut, maka rasa aman makin hilang di negeri itu, kata Hasan.

Konflik di negeri itu juga sudah menelan korban I Manda Amalia yang bekerja pada badan kemanusiaan PBB di Kairo, kata Hasan kepada pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis sore.

Mantan Menteri Luar Negeri itu berharap proses pemulangan bagi WNI, termasuk para mahasiswa yang tengah belajar di negeri itu, sebisa mungkin dapat kembali ke Tanah Air. (*)

E001/A041

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

Korban Tewas Bentrok Massa di Mesir Jadi 8 Orang

Korban Tewas Bentrok Massa di Mesir Jadi 8 Orang

Kairo (tvOne)

Jumlah korban tewas akibat bentrokan antara kubu pendukung dan penentang Presiden Hosni Mubarak hingga Kamis (3/2) sore bertambah menjadi  8 orang. Belum diketahui berapa banyak jumlah korban luka-luka, pasalnya tim medis mengaku kesulitan mengevakuasi korban yang berada di tengah lapangan At-tahrir Kairo Mesir.

Jumlah korban tewas ini bertambah dari Rabu (2/2) malam, yakni 5 orang.

Menurut tim medis dari rumah sakit Mesir, kumpulan massa yang hingga kini masih memenuhi lapangan At-tahrir, menyulitkan ambulan dan tim medis untuk langsung mengevakuasi korban yang terus berjatuhan.

Bentrokan antara massa anti pemerintah dan pro pemerintah Hosni Mubarak terjadi sejak Rabu (2/2) siang. Jumlah Massa pro pemerintah lebih sedikit dibanding jumlah massa anti pemerintah. Akibatnya jumlah korban luka-luka terbanyak adalah dari massa pro pemerintah.

Sebelumnya, Para demonstran anti-pemerintah itu menuntut presiden Hosni Mubarak mundur . Hosni dianggap bersalah atas tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di Mesir.

Bookmark and Share

View the original article here

Hasan Wirayudha: Demontrasi Di Mesir Menjadi Konflik Horizontal

Hasan Wirayudha: Demontrasi Di Mesir Menjadi Konflik Horizontal

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Satuan Tugas Pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Mesir, Hasan Wirayudha mengatakan, demontrasi antipemerintahan Husni Mubarak di Mesir sudah mengarah kepada konflik horizontal sehingga negeri itu tidak lagi bisa menjamin rasa aman.

Konflik di negeri itu juga sudah menelan korban I Manda Amalia yang bekerja pada badan kemanusiaan PBB di Kairo, kata Hasan kepada pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis sore.

Ia menjelaskan, sebelumnya konflik di negeri itu terlihat vertikal antara penguasa dan rakyat, namun kini sudah menjadi horizontal.

Hasan dalam kapasitasnya sebagai Kepala Satgas sengaja mendatangi asrama haji, tempat penampungan sementara bagi para WNI yang kembali ke tanah air sebagai akibat konflik di Mesir.

Belakangan ini kelompok antipemerintahan mendapat perlawanan dari kelompok pendukung Mubarak dan jika ini terus berlanjut, maka rasa aman makin hilang di negeri itu.

Dia mengatakan, jika konflik horizontal melebar, maka aktivitas ekonomi di negeri itu akan lumpuh, belum lagi jaminan keamanan menjadi tidak pasti.

Karena itu, mantan Menteri Luar Negeri itu berharap proses pemulangan bagi WNI, termasuk para mahasiswa yang tengah belajar di negeri itu sebisa mungkin dapat kembali ke tanah air.

Pemerintah akan membantu pemulangan para pelajar, termasuk WNI lainnya, kata Hasan Wirayudha.

Ia menjelaskan, dari sekitar 411 orang WNI yang kembali ke tanah air pada 2 Februari, sebagian besar sudah kembali ke kampung halamannya. Sebelumnya mereka di tampung di Asrama Haji Pondok Gede di mana ada yang langsung dijemput keluarganya.

Kebanyakan mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa langsung ke kampung halamannya, namun kepulangan mahasiswa dari luar Jawa akan dibantu Kementerian Perhubungan.

Untuk memudahkan proses pemulangan, di Asrama Haji Pondok Gede sudah ditempatkan petugas dari Kementerian Perhubungan, Luar Negeri, Kesehatan dan Agama.

"Kita bekerja terpadu," kata Bil Bahtiar dari Direktorat Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama.

Menurut catatan, sejak Rabu dari 291 orang yang masuk Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, sekitar 125 orang akan kembali ke kampung halamannya dengan dukungan fasilitas dari Kementerian Perhubungan.

Mereka itu adalah 16 mahasiswa dari Banda Aceh, Medan (28), Padang (30), Pekanbaru (15), Jambi (1), Lampung (3), Jatim (8), Banjarmasin (7), Makassar (10), Gorontalo (3), Mataram (2). (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

Imanda Warga Negara Australia Tewas Tertembak di Mesir

Imanda Warga Negara Australia Tewas Tertembak di Mesir

Jakarta, (tvOne)

Imanda Amalia (28 tahun), warga negara Australia tewas tertembak dalam baku tembak yang terjadi di Kairo, Mesir, pada Rabu malam hingga Kamis pagi tadi.

Sebelumnya dalam facebook milik Science of Universe dengan penulis pesan atas nama Ayman Mahmoud, anggota UNWRA di Mesir, Imanda merupakan warga negara Indonesia.

Kabar ini diklarifikasi keluarga Imanda. Menurut keluarga, Imanda memang memiliki darah Indonesia-Australia. Namun, Imanda tercatat sebagai warga negara Australia. Jenazah Imanda rencananya akan dimakamkan di Perth, Australia.

Bookmark and Share

View the original article here

Tak Ada WNI Tewas, Ini Dia Update Posko Siaga di Mesir

Tak Ada WNI Tewas, Ini Dia Update Posko Siaga di Mesir

Kamis, 03/02/2011 16:00 WIB
Mesir Bergolak
Tak Ada WNI Tewas, Ini Dia Update Posko Siaga di Mesir 
Eddi Santosa - detikNews


Kairo - Kami semua, termasuk masyarakat Indonesia di Mesir alhamdulillah sehat aman. Tidak ada warga negara Indonesia yang tewas.

Hal itu disampaikan Konselor Pensosbud KBRI Kairo Iwan Wijaya M saat dihubungi detikcom, Kamis (3/2/2011) pagi waktu setempat.

Mengenai nama Imanda Amalia juga tidak ada dalam daftar staf United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) Kairo.

"Kami sudah mengontak UNRWA Kairo, ternyata mereka hanya terdiri dari 3 staf, 1 orang Yordania dan 2 orang Mesir. Menurut mereka tidak ada staf UNRWA bernama Imanda Amalia," papar Iwan.

Di samping itu pihak KBRI juga sudah berusaha memverifikasi, tapi tidak ditemukan data penduduk WNI di Mesir bernama Imanda Amalia.

Iwan mengatakan bahwa sejak dini KBRI Kairo telah melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan masyarakat WNI demi langkah-langkah perlindungan, sehingga hal-hal tidak diinginkan bisa dihindari.

"Bahkan ketika semua jaringan komunikasi di Mesir lumpuh total, komunikasi KBRI dengan masyarakat terus dipertahankan dengan cara pesan berantai, agar pesan-pesan Dubes sampai ke WNI seluas mungkin," demikian Iwan.

Update Posko Siaga WNI

Untuk meredam kecemasan orangtua, handai taulan dan kawan-kawan dari WNI yang masih bertahan di Mesir, KBRI Kairo mengeluarkan update daftar nomor telepon Posko Siaga yang dapat dihubungi langsung.

Selengkapnya:

KBRI Kairo +20227947200, +20227947209
Kantor Konsuler +20224715561
Sekolah Indonesia Kairo +20337488634
Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) +20106158928, +20165796356
Wihdah PPMI +20103701566, +20161423613
Keluarga Mahasiswa Medan +20100135953
Keluarga Mahasiswa Madura +20107802802, +20224707821
Keluarga Mahasiswa Jawa Timur +20103129844, +20224719084
Keluarga Mahasiswa Sumatera Selatan +20104134542, +20224113144
Keluarga Mahasiswa Sulawesi +20164089511
Keluarga Mahasiswa Aceh +20110847308
Keluarga Mahasiswa Banten +20119324641, +20109184814
Keluarga Mahasiswa Jambi +20102928892, +20224037037
Keluarga Mahasiswa Kalimantan +20161207358, +20224743891
Keluarga Mahasiswa Lampung +20111348930
Keluarga Mahasiswa Minang +20161533685, +20222478245
Keluarga Mahasiswa NTB +20168375033
Keluarga Pelajar Jakarta +20100957654
Keluarga Mahasiswa Jawa Barat +20110246890
Keluarga Mahasiswa Tapanuli Selatan +20109377198, +20106536332
Keluarga Mahasiswa Riau +20109122713
Keluarga Mahasiswa Jawa Tengah +20100272509, +20224729113 (es/es)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here

Tak Ada Nama Imanda di UNRWA Mesir

Tak Ada Nama Imanda di UNRWA Mesir

TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan hasil verifikasi sementara tidak ditemukan nama Imanda Amalia di UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees) di Mesir. Demikian dikatakan Menlu dalam konferensi pers di Kantor Kemlu di Jakarta, Kamis (3/2/2011).

"Menurut informasi dari Ketua UNRWA Kairo tidak ada dalam daftar mereka bernama Imanda Amalia yang bekerja di Mesir," kata Menlu. Namun, melu belum dapat memastikan apakah ada nama Imanda Amaia di cabang UNRWA lainnya. Sejauh ini konfirmasi baru dilakukan dari UNRWA Kairo.

Menurut Menlu, UNRWA merupakan lembaga PBB yang menangani pengungsi Palestina. Karena itu, UNRWA memiliki beberapa cabang di negara-negara yang terdapat pengungsi Palestina, seperti di Gaza, Mesir, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang warga negara Indonesia bernama Imanda Amalia tewas dalam bentrokan di Lapangan Tahrir, Kairo, antara massa pro dan kontra Presiden Hosni Mubarak. Informasi tersebut berasal halaman Facebook kelompok Science of Universe. Namun, belakangan pengelola akun tersebut menarik pernyataannya dan menyatakan bahwa informasi tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Pemerintah RI Hanya Evakuasi 4.100-an WNI di Mesir

Pemerintah RI Hanya Evakuasi 4.100-an WNI di Mesir

Rabu, 02/02/2011 14:54 WIB
Pemerintah RI Hanya Evakuasi 4.100-an WNI di Mesir  foto
Didi Syafirdi - detikNews


Jakarta - Total WNI yang berada di Mesir berjumlah kurang lebih 6.100 orang. Namun tidak semua WNI bisa dan mau dievakuasi. Pemerintah RI hanya mengevakuasi kurang lebih 4.100-an WNI.

"Dari WNI 6.100 lebih, diperkirakan paling 4.100-an," kata Menhub Freddy Numberi saat mendampingi Presiden SBY di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Rabu (2/2/2011).

Namun menurut Freddy, jika nantinya jumlah WNI akan lebih dari yang diperkirakan untuk dievakuasi, maka tetap akan diberangkatkan. Pesawat yang digunakan tetap 3 pesawat tersebut yakni Garuda, Batavia, dan Lion.

"Walaupun ternyata WNI lebih dari 4.000-an, akan tetap kita teruskan sampai selesai. Tetap 3 pesawat ini untuk evakuasi WNI," ujarnya.

Freddy mengatakan, proses evakuasi tidak semua bisa berjalan lancar. Ada beberapa kendala yang dialami pesawat. Freddy memperkirakan jika kloter kedua bisa berangkat malam ini juga, maka bisa sampai di Indonesia sekitar tanggal 4-5 Februari. Namun tidak semua bisa semulus yang diperhitungkan.

"Kemarin pesawat Garuda sempat berhenti di Jeddah selama 8 jam karena kesulitan saat evakuasi teman-teman di Mesir. Takutnya kalau langsung ke Kairo nunggu kelamaan tidak bisa isi bahan bakar," jelasnya.

Menurut Freddy, pesawat yang setibanya di Mesir, akan segera langsung berangkat lagi ke Jakarta. Sebelumnya saat berangkat dari Jakarta menuju Kairo, pesawat itu transit di Jeddah untuk pengisian bahan bakar.

"Garuda begitu masuk, 1 jam boarding langsung terbang ke Indonesia. Menanti WNI, rute pulang dari Kairo langsung ke Jakarta lagi," ungkapnya.

(gus/asy)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here