Tampilkan postingan dengan label Mesir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mesir. Tampilkan semua postingan
AS Imbau Militer Mesir Terus Kendalikan Diri

AS Imbau Militer Mesir Terus Kendalikan Diri

Kamis, 10/02/2011 09:37 WIB
Mesir Bergolak
AS Imbau Militer Mesir Terus Kendalikan Diri  video foto
Rita Uli Hutapea - detikNews

Washington - Mesir terus bergolak. Pemerintah Amerika Serikat mengimbau militer Mesir untuk terus menunjukkan pengendalian diri seperti yang telah mereka tunjukkan selama aksi demo berlangsung di negeri itu.

"Kami menghargai peran yang dimainkan militer Mesir sejauh ini, dan kami akan mendorong mereka untuk terus menunjukkan pengendalian diri yang telah mereka tunjukkan belakangan ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (10/2/2011).

Pernyataan itu disampaikan Crowley menyusul adanya kemungkinan bahwa pemerintah Mesir akan menggunakan intervensi militer dalam aksi demonstrasi antipemerintah yang terus berlangsung di negeri itu.

Pada Rabu, 9 Februari kemarin, Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheit mengatakan, militer terpaksa akan mengintervensi jika aksi demo antipemerintah menyebabkan Mesir masuk dalam kekacauan.?

"Kami harus melindungi konstitusi, bahkan jikapun itu diamandemen," ujar Abul Gheit kepada stasiun televisi Al-Arabiya seperti dikutip kantor berita Mesir, Mena.

"Dia (Abul Gheit) mengingatkan jika kekacauan terjadi, angkatan bersenjata akan mengintervensi untuk mengendalikan negara, sebuah langkah yang dikatakannya akan mengarah ke situasi yang sangat berbahaya," demikian diberitakan Mena.

(ita/nrl)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here

Militer Mesir Kepung Kantor Pusat Stasiun TV Channel 5 Mesir

Militer Mesir Kepung Kantor Pusat Stasiun TV Channel 5 Mesir

Kantor pusat stasiun televisi Mesir, Channel 5 mengalami keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah pemimpinnya, Ismail Al Sheikha, memerintahkan evakuasi seluruh karyawan dari kantor pusat tersebut.

Siaran Channel 5 itu tiba-tiba berhenti sore hari Rabu kemarin (9/2) dan digantikan dengan Channel 1 Mesir.

Sebuah sumber di Channel 5 menegaskan bahwa kendaraan lapis baja dan tank mengelilingi kantor pusat Channel 5 dan militer menutup semua jalan akses yang menuju ke sana.

Sumber tersebut menambahkan bahwa aparat keamanan menerima informasi intelijen yang menunjukkan bahwa pengunjuk rasa akan berusaha untuk mengambil alih saluran pada hari Jumat besok.

Saluran televisi ini telah berhenti siaran pada 29 Januari lalu namun kembali bekerja dalam 3 hari terakhir, dengan pihak administrasi perusahaan mengeluarkan perintah tegas untuk tidak menyebutkan kalimat "revolusi rakyat" atau salah satu peristiwa yang terkait yang sedang berlangsung di Mesir. Kebijakan ini tampaknya telah memprovokasi warga Alexandria. (fq/alahram)


View the original article here

Al Qaeda Irak Desak Warga Mesir Berjihad

Al Qaeda Irak Desak Warga Mesir Berjihad

AFP PHOTO /STRINGER Kedua kubu massa pro dan kontra Presiden Hosni Mubarak saling berhadap-hadapan.

WASHINGTON, KOMPAS.com - Kelompok teroris Al Qaeda Negara Islam Irak menyerukan kepada para pemrotes di Mesir untuk melakukan jihad dan mendesakkan pembentukan pemerintahan berdasarkan hukum Islam. Seruan tersebut terpantau oleh badan pemantauan SITE yang bermarkas di Amerika Serikat, Selasa.

Pernyataan itu menjadi reaksi pertama kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda terhadap aksi-aksi unjuk rasa yang sedang terjadi di Mesir yang diterbitkan pada forum jihad  8 Februari, kata kelompok pemantau AS tersebut. Pesan, yang ditujukan kepada para pengunjuk rasa itu mengatakan, "pasar jihad" telah dibuka di Mesir dan "pintu kemartiran telah dibuka," setiap pria berbadan sehat harus berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kelompok ini mendesak warga Mesir untuk mengabaikan "cara-cara menipu yang bodoh" dari sekularisme, demokrasi, dan nasionalisme kafir busuk. "Jihad anda," kata pesan itu, "untuk mendukung Islam, yang lemah dan tertindas di Mesir, untuk orang-orang anda di Gaza dan Irak, serta untuk setiap Muslim yang tersentuh oleh penindasan dari tiran Mesir dan tuannya di Washington dan Tel Aviv," tulis terjemahan teks yang disediakan Kelompok Intelijen SITE itu.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Menlu Mesir Tuduh AS Mendikte Negaranya

Menlu Mesir Tuduh AS Mendikte Negaranya

Washington, (tvOne)

Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheith, Rabu (9/2), menuduh Amerika Serikat memaksakan keinginannya atas negerinya dengan mendikte tentang cara bertindak.

Di dalam satu wawancara dengan stasiun PBS, Amerika, menteri itu mengatakan, "Ketika anda berbicara mengenai layak, segera, sekarang --seakan-akan anda memaksakan kehendak pada negara besar seperti Mesir, teman besar yang sejak dulu selalu memelihara hubungan paling baik dengan Amerika Serikat, anda memaksakan kehendak anda atas dia."

Sejak protes massal anti-pemerintah meletus pada 25 Januari di Mesir guna menyerukan pemilihan umum yang bebas dan adil serta diakhirinya 30 tahun kekuasaan Presiden Hosni Mubarak, Presiden AS Barack Obama dan para pejabat tinggi lain AS seringkali mengeluarkan seruan terbuka. Mula-mula mereka menyerukan peralihan segera tapi beberapa hari kemudian mereka "menganjurkan" peralihan secara layak.

Di dalam percakapan telefon paling akhirnya dengan timpalannya dari Mesir Omar Suleiman pada Selasa (8/2), Wakil Presiden AS Joe Biden menyerukan peralihan teratur di Mesir yang "cepat, berarti, damai dan sah". Ia menuntut, antara lain, pemerintah Mesir segera membatalkan peraturan darurat dan mengundang oposisi sebagai mitra untuk bersama-sama menyusun peta jalan dan jadwal bagi peralihan.

Abul Gheit mengatakan kepada PBS saran Biden tak membantu sama sekali. Menteri Luar Negeri Mesir itu mengatakan, "Ketika saya membaca itu pagi ini, saya benar-benar terkejut sebab sekarang ini, sewaktu kita berbicara, ada 17.000 tahanan berkeliaran di jalan-jalan. Mereka melarikan diri dari penjara yang telah dirusak. Bagaimana anda bisa meminta saya membatalkan peraturan darurat sementara saya menghadapi kesulitan?"

"Beri saya waktu, izinkan saya mengendalikan dan menstabilkan rakyat, menstabilkan negara dan kemudia kami akan mengkaji masalah lain," katanya.

Abul Gheit pertama kali melancarkan serangan balik pada Ahad (6/2) terhadap campur tangan asing. Ia mengatakan pemerintah Mesir menolak dikte dari luar, terutama dari negara-negara Barat. Ia mengatakan kepada wartawan, "Mesir tak berada di bawah mandat siapa pun." (Ant)

Bookmark and Share

View the original article here

Berbagai Negara "Berlomba" Evakuasi Warganya dari Mesir

Berbagai Negara "Berlomba" Evakuasi Warganya dari Mesir

Mesir, (tvOne)

Sejumlah negara berupaya secepat mungkin mengevakuasi warganya dari Mesir, mengingat kondisi keamanan di negeri Firaun itu kian mengkhawatirkan.

Salah satu negara yang mempercepat kepulangan warganya adalah Amerika Serikat. Mereka bahkan mengizinkan warga negaranya yang memiliki paspor kadaluarsa untuk datang ke bandara secepat mungkin agar bisa turut dipulangkan.

Bagi AS, kondisi di Mesir sudah genting sehingga tidak aman untuk warganya bertahan. AS telah mengevakuasi lebih dari 1900 warganya dari Mesir. Dalam sehari, ada lebih dari 5000 orang dari berbagai negara yang mendatangi bandara untuk bisa keluar dari Mesir.

Bookmark and Share

View the original article here

439 WNI Berhasil Dievakuasi dari Mesir

439 WNI Berhasil Dievakuasi dari Mesir

Ilustrasi evakuasi WNA dari Mesir

Jakarta, (tvOne)

Sebanyak 439 warga negara Indonesia (WNI) di Mesir yang tergabung dalam rombongan evakuasi tahap kedua tiba di Jakarta pada Jumat (4/2) siang. Rombongan WNI ini disambut oleh Wapres Boediono.

Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait menyatakan, akan terus memantau dan mempersiapkan kebutuhan WNI selama berada di tanah air, sebelum dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.

Tim yang berada di Mesir sudah mendaftar 400 WNI lainnya. Mereka akan dipulangkan ke Indonesia dalam rombongan berikutnya.

Bookmark and Share

View the original article here