Tampilkan postingan dengan label Turun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Turun. Tampilkan semua postingan
Hiraukan Seruan Militer, Demonstran Mesir Tetap Tuntut Mubarak Turun

Hiraukan Seruan Militer, Demonstran Mesir Tetap Tuntut Mubarak Turun

Pengunjuk rasa Mesir berkumpul di Kairo Tahrir Square pada hari kesembilan aksi unjuk rasa revolusi, memperbarui seruan mereka untuk pemecatan presiden dengan meneriakkan slogan-slogan anti-Mubarak.

Massa, yang berkumpul di alun-alun pada hari Rabu pagi ini (2/2), meneriakkan "Kami tidak akan pergi, ia yang akan pergi."

Sementara itu, juru bicara militer mengumumkan di televisi menyatakan bahwa militer Mesir meminta para pengunjuk rasa untuk pulang.

Kelompok-kelompok oposisi telah menandai Jumat sebagai "hari keberangkatan" untuk Presiden Hosni Mubarak, dan meminta dia untuk segera mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sementara sampai pemilihan presiden dapat diselenggarakan pada bulan September.(fq/prtv)


View the original article here

Pangan Mahal, Presiden Tunisia Janji Turun

Pangan Mahal, Presiden Tunisia Janji Turun

"Saya sadar dengan tuntutan rakyat Tunisia. Saya juga sedih dengan apa yang terjadi." Zine El Abidine Ben Ali (AP Photo)

VIVAnews - Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali, berjanji tidak akan lagi memimpin pada 2014 mendatang. Janji itu terlontar di tengah kemarahan rakyat Tunisia atas naiknya harga-harga kebutuhan pokok dan tingginya tingkat pengangguran.

Ben Ali, yang telah berkuasa sejak 1987, juga berjanji akan memberi kebebasan berpolitik dan berpendapat. Dia sedih dengan situasi di Tunisia yang tengah dililit krisis ekonomi.

"Saya sadar dengan tuntutan rakyat Tunisia. Saya juga sedih dengan apa yang tengah terjadi setelah 50 tahun mengabdi bagi bangsa ini, baik dalam dinas militer, berbagai posisi di pemerintahan, dan menjadi presiden selama 23 tahun," kata Ben Ali, seperti dikutip stasiun televisi Al Jazeera, Kamis malam, 13 Januari 2011 waktu setempat. 

Maka, sebagai bentuk pertanggungjawaban, Ben Ali berencana tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden saat jabatan yang dia emban saat ini berakhir pada 2014. Selain itu, Ben Ali meminta pemerintahannya untuk menurunkan harga kebutuhan pokok, seperti roti, susu, dan gula.

Ben Ali juga menginstruksikan pasukan keamanan untuk tidak lagi menggunakan senjata api dalam menghadapi para pemrotes. Pasalnya, dalam demonstrasi serentak di sejumlah kota di Tunisia dalam dua hari terakhir, sedikitnya 16 orang telah tewas. 

Bahkan, menurut lembaga International Federation of Human Rights Leagues (FIDH), lebih dari 60 orang tewas saat rakyat di negara Afrika bagian utara itu memulai protes pada 17 Desember 2010.

Mereka yang tewas tidak saja para korban bentrokan dengan pihak keamanan. Tercatat, tujuh orang nekad bunuh diri sebagai protes atas krisis lapangan kerja dan kesulitan ekonomi. 

Sementara itu, pihak oposisi menyambut baik janji dari Ben Ali untuk mundur sebagai presiden pada 2014. "Pidatonya itu penting secara politik dan memenuhi keinginan rakyat dan oposisi," kata pemimpin oposisi dari Partai PDP, Najib Chebbi. (kd)

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here