Tampilkan postingan dengan label Negara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Negara. Tampilkan semua postingan
Greater Jakarta Persiapan Jadi Negara Maju

Greater Jakarta Persiapan Jadi Negara Maju

Greater Jakarta mempersiapkan Indonesia menjadi negera maju pada kurun waktu 2015-2020. Gedung Jakarta (VIVAnews/Adri Irianto)

VIVAnews - Greater Jakarta dianggap sebagai cara untuk mempersiapkan Indonesia menjadi negera maju pada kurun waktu 2015 hingga 2020 nanti. Pengembangan wilayah ibukota merupakan langkah awal untuk mewujudkan hal ini.

Meski konsep Greater Jakarta belum dibicarakan secara menyeluruh, tapi gagasan ini sebagai upaya agar Indonesia siap untuk masuk dalam jajaran negara maju. 

Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mempersiapkan seluruh sumberdaya yang dimilikinya untuk mengembangkan keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membangun ibukota dengan konsep Greater Jakarta.

Menurut Rektor ITB, Akhmaloka, pengembangan wilayah itu melingkupi daerah Purwakarta, bagian barat hingga daerah Banten, dan wilayah selatan sampai Sukabumi.

"Presiden minta ITB, karena kami universitas yang fokus pada bidang sains dan teknologi. Ahli tata kota, ahli infrastruktur, ahli jalan, komunikasi akan dipersiapkan," ujarnya saat berbincang dengan VIVAnews.com.

Ditambahkan Akhmaloka, memang perlu ada kajian yang menyeluruh dan mantang. Dengan Greater Jakarta, presiden ingin memperluas pusat perdagangan, dan serta industri, sehingga produktivitasnya juga ikut diperluas dan menjadi besar.

"Memang sebetulnya tidak detail, tapi bagaimana kesiapan Indonesia untuk memasuki abad 21 masuk jajaran negara yang maju itu keinginan presiden," ujarnya.

Program Greater Jakarta mengingatkan pada konsep pembangunan Malaysia juga memilih jalan memperluas ibukota sebagai jalan keluar. Kuala Lumpur dibangun menyatu dengan sejumlah kota di sekitarnya. Rencana itu menjadi bagian dari apa yang disebut sebagai Program Tranformasi Ekonomi Malaysia.

Program ini adalah roadmap pembangunan negeri jiran itu yang diluncurkan Oktober 2010. Dari roadmap itu, rencana pembangunan Kuala Lumpur dimasukan dalam bab tersendiri.  Dalam bab itu dijelaskan bahwa Kuala Lumpur akan terhubung dengan Putrajaya, Shah Alam, Petaling Jaya, Klang, Kajang, Subang Jaya, Selayang, Ampang Jaya dan Sepang.

Bila penduduk menyebar ke sejumlah kota itu, pemerintah akan menata Kuala Lumpur menjadi kota yang memenuhi standar kesehatan dunia, tapi juga memanjakan kaum yang suka belanja dan pengemar hiburan.

Ada tiga cara yang akan dilakukan. Pertama, kota Kuala Lumpur yang memiliki dua sungai dan waterfront, akan dibangun sebagai pusat belanja dan komersil.

Malaysia akan mengembangkan pusat kota Kuala Lumpur yang memiliki dua sungai dan waterfront sebagai pusat komersial dan belanja. Mendukung rencana itu maka akan dilakukan peremajaan sungai dan pembangunan kembali kawasan sekitarnya.

Kedua, memperluas kawasan terbuka hijau. Dari  12 meter persegi per kapita menjadi 16 meter persegi per kapita. Ini sesuai dengan standar WHO. Peningkatan kawasan hijau akan meningkatkan kualitas hidup.

Ketiga, beberapa aset alami kawasan Kuala Lumpur  seperti Penjara Pudu dan stasiun kereta dalam kota, akan diubah menjadi tempat atraksi.

• VIVAnews Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

View the original article here

Berbagai Negara "Berlomba" Evakuasi Warganya dari Mesir

Berbagai Negara "Berlomba" Evakuasi Warganya dari Mesir

Mesir, (tvOne)

Sejumlah negara berupaya secepat mungkin mengevakuasi warganya dari Mesir, mengingat kondisi keamanan di negeri Firaun itu kian mengkhawatirkan.

Salah satu negara yang mempercepat kepulangan warganya adalah Amerika Serikat. Mereka bahkan mengizinkan warga negaranya yang memiliki paspor kadaluarsa untuk datang ke bandara secepat mungkin agar bisa turut dipulangkan.

Bagi AS, kondisi di Mesir sudah genting sehingga tidak aman untuk warganya bertahan. AS telah mengevakuasi lebih dari 1900 warganya dari Mesir. Dalam sehari, ada lebih dari 5000 orang dari berbagai negara yang mendatangi bandara untuk bisa keluar dari Mesir.

Bookmark and Share

View the original article here

Imanda Warga Negara Australia Tewas Tertembak di Mesir

Imanda Warga Negara Australia Tewas Tertembak di Mesir

Jakarta, (tvOne)

Imanda Amalia (28 tahun), warga negara Australia tewas tertembak dalam baku tembak yang terjadi di Kairo, Mesir, pada Rabu malam hingga Kamis pagi tadi.

Sebelumnya dalam facebook milik Science of Universe dengan penulis pesan atas nama Ayman Mahmoud, anggota UNWRA di Mesir, Imanda merupakan warga negara Indonesia.

Kabar ini diklarifikasi keluarga Imanda. Menurut keluarga, Imanda memang memiliki darah Indonesia-Australia. Namun, Imanda tercatat sebagai warga negara Australia. Jenazah Imanda rencananya akan dimakamkan di Perth, Australia.

Bookmark and Share

View the original article here

Dino Jelaskan Perkembangan Indonesia Sebagai Negara Demokrasi

Dino Jelaskan Perkembangan Indonesia Sebagai Negara Demokrasi

London (ANTARA) - Duta besar RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal menjelaskan mengenai perkembangan Indonesia sebagai negara demokrasi di hadapan sekitar seratus mahasiswa dan pejabat Kedutaan Besar RI London.

Dino Patti Djalal menjelaskan hal itu dalam diskusi yang berjudul "8 Things You Need to Know to Survive the 21st Century: A View from Indonesia," yang digelar London School of Economic (LSE) IDEAS London di ruang kuliah lantai enam Clemen House, London, Senin (31/1) malam waktu setempat.

Dalam diskusi yang dipandu Tan Sri Dr Munir Majid, Kepala Program Asia Tenggara dan senior Visiting Fellow di LSE IDEAS itu hadir sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan, baik dari mahasiswa LSE maupun anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Inggris Raya serta sejumlah pejabat KBRI London.

Dalam kesempatan itu, Dino menceritakan perkembangan yang terjadi di Indonesia yang merupakan negara demokrasi terbesar di dunia serta masuknya Indonesia dalam kelompok negara G-20 bersama negara besar lainnya.

Mantan Juru bicara juru bicara Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang meraih gelar doktor bidang hubungan internasional di London School for Economic and Political Science, Inggris, itu juga mengatakan, untuk bisa bertahan dalam menghadapi tantangan di abad ke-21, orang harus memiliki keahlian dan kepintaran dan generasi saat diakui merupakan generasi terbaik dan sangat potensial.

Secara rinci Dino Patti Djalal mengatakan, hal pertama yang perlu diketahui oleh masyarakat untuk bisa bertahan di abad 21 adalah bahwa saat ini merupakan abad yang paling progresif dalam sejarah hidup manusia.

Kedua, peta geopolitik dunia tidak akan berubah banyak, namun kemitraan akan menjadi lebih menonjol daripada sistem aliansi, ujar mantan Direktur Urusan Amerika Utara dan Tengah di Departemen Luar Negeri (sekarang Kementerian Luar Negeri.red) Republik Indonesia.

"Ketiga, adalah bangsa yang kuat dan terbaik akan merupakan bangsa yang paling mudah beradaptasi," ujar putra Hasyim Djalal, diplomat Indonesia yang cukup terkenal hingga mancanegara.

Menurut pria kelahiran Beograd, Yugoslavia, 10 September 1965, yang keempat adalah pemerintahan abad ke-21 adalah pemerintahan yang akan mengubah dunia.

Kelima adalah "the age of the individual", di mana individu yang memiliki ketrampilan, kepandaian, dialah yang bisa bertahan, ujar Dino yang meraih gelar Master di Universitas Simon Frazer, Kanada.

Sedangkan yang keenam, katanya, adalah teknologi yang akan menjadi pendorong utama perubahan misalnya ia memberi contoh dengan kehadiran Blackberry, yang disebutnya menjadi istri keduanya, iPad dan temuan teknologi lainnya.

"Ketujuh adalah globalisasi yang memberikan kecerdasan kepada menerimanya, dan kedelapan kita adalah generasi dengan potensial yang terbaik," katanya.

Sementara itu panitia diskusi, Ian Wirajuda mengatakan bahwa ia merasa bangga Dubes Dino Patti Djalal yang merupakan almamater LSE dapat memberikan pandangannya di hadapan para dosen dan mahasiswa .

"Bangga ada alumni LSE dari Indonesia yang menjadi dubes di Amerika Serikat, dan datang ke kampus untuk menyampaikan pandangan-pandangannya mengenai terhadap perkembangan dunia dan Indonesia," ujar putra mantan Menlu Hassan Wirajuda itu.

Dikatakannya kehadiran Dubes Dino Patti Djalal, tidak saja berguna untuk mahasiswa Indonesia yang cukup banyak belajar di LSE tetapi juga dari mahasiswa Inggris dari negara lainnya mampu melihat dirinya.

Hal ini bisa menjadi bekal dalam memasuki abad ke-21, ujar Ian Wirajuda.

Kehadiran Dubes Dino Patti Djalal yang usai mendampingi Presiden SBY di Davos, Swiss, diadakan atas kerja sama KBRI London, PPI UK dan PPI London.

Acara yang berlangsung di saat Kota London sedang musim dingin itu diwarnai dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh para mahasiswa berbagai negara.


Liat artikel aslinya