Tampilkan postingan dengan label Tahun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tahun. Tampilkan semua postingan
Thailand Gelar Pemilu Tengah Tahun Ini

Thailand Gelar Pemilu Tengah Tahun Ini

Pengunjuk rasa antipemerintah membakar ban di dekat persimpangan Pratunam di Bangkok, Rabu (19/5) pagi.

BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand akan mengadakan pemilihan umum pada paruh pertama tahun ini jika tidak ada kekerasan politik baru, kata Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, Rabu (9/2/2011). "Pemerintah saya tidak akan menyelesaikan masa tugasnya hingga akhir tahun 2011, tetapi akan menyelenggarakan pemilu pada semester pertama tahun ini jika menyelesaikan tiga isu," kata Abhisit kepada sebuah forum investor di Bangkok, demikian menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya. Acara itu sendiri tertutup untuk media.

Dia mengatakan dua dari tiga isu itu, ekonomi yang kuat dan amandemen konstitusi, tampaknya telah terpenuhi, sehingga kondisi terakhir yang tersisa adalah bahwa setiap pemilihan harus diadakan dalam kondisi damai. Pemimpin Partai Demokrat yang sedang berkuasa, yang lahir Inggris dan mengenyam pendidikan di Oxford, harus mengadakan pemilihan pada akhir tahun ini, ketika masa jabatannya selesai.

Dia sebelumnya mengatakan, pemungutan suara bisa terjadi pada awal 2011 jika situasi keamanan membaik. "Ketika segala sesuatunya siap, saya akan mengumumkan pemilu sesegera mungkin. Tidak perlu untuk menyelesaikan masa jabatan saya," kata Abhisit kepada forum investor tersebut.

Protes massa pada bulan April dan Mei tahun lalu oleh gerakan "Kaus Merah", yang secara luas setia kepada mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra yang melarikan diri ke luar negeri, menyebabkan 90 orang tewas dalam bentrokan jalanan antara demonstran dan tentara. Di puncak krisis itu, Abhisit mengusulkan untuk mengadakan pemilu pada November 2010 untuk mengatasi kebuntuan, tetapi ia kemudian membekukan rencana itu karena demonstran menolak untuk membubarkan diri sampai akhirnya tentara menyerbu mereka. Pada bulan-bulan setelah militer membubarkan massa itu, ketika Bangkok berada dalam kondisi darurat, ibukota negara itu beberapa kali terguncang oleh serangkaian ledakan bom kecil.

Kelompok Kaus Merah, yang mengkampanyekan pemilihan umum segera, telah menyelenggarakan serangkaian unjuk rasa damai di ibukota dalam beberapa pekan terakhir. Saingannya, aktivis nasionalis "Kaus Kuning", sementara itu, juga telah mengadakan unjuk rasa di dekat Gedung Pemerintah dalam protes terhadap cara Abhisit menangani sengketa perbatasan yang mematikan dengan Kamboja, dan kelompok telah berjanji untuk meningkatkan kampanye mereka.

Kabinet negara itu, Selasa, setuju untuk memberlakukan UU Keamanan Internal di Bangkok demi mengatasi demonstrasi politik baru di ibukota itu. Undang-undang itu, kurang ketat ketimbang UU Darurat, yang diberlakukan selama lebih dari delapan bulan tahun lalu,  akan memberi wewenang bagi pihak keamanan untuk menghentikan orang-orang berkumpul di daerah tertentu, kata para pejabat.

Sent Using Telkomsel Mobile Internet Service powered by

View the original article here

Warga Magelang Mengaku Lihat 2 Crop Circle Tahun 70-an

Warga Magelang Mengaku Lihat 2 Crop Circle Tahun 70-an

Selasa, 01/02/2011 13:36 WIB
Warga Magelang Mengaku Lihat 2 Crop Circle Tahun 70-an 
Parwito - detikNews


Jakarta - Crop circle di Sleman dan? Magelang bukanlah fenomena pertama yang terjadi di Indonesia. Setidaknya begitulah pengakuan Dimyati (50), warga Magelang. Dia mengaku melihat 2 pola lingkaran misterius itu pada tahun 1970-an.

"Dulu ada sekitar tahun 70-an. Waktu itu saya masih berumur 21 tahun," kata warga Dusun Kumbangan, Desa Banyu Sari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupateng Magelang, Jawa Tengah, inisaat ditemui detikcom di rumahnya, Selasa (1/2/2011). Warga setempat menyebut crop circle sebagai "lingkaran aneh."

Menurut Dimyati, saat itu memang tidak ada media yang menyorot keberadaan crop circle. Sang pemilik sawah kala itu juga bersembunyi dari incaran media dan polisi karena takut. "Dulu nggak banyak media sehingga warga desa nggak berbondong-bondong seperti sekarang ini," cerita Dimyati.

Kala itu ada dua crop circle ditemukan di dua tempat berbeda. Satunya ditemukan di Dusun Banyu Urip, Desa Banyu Urip, Kecamatan Tegalrejo. Dusun ini kira berjarak 4 km dari crop circle yang sekarang ditemukan. Crop circle yang ada di dusun ini berbentuk lingkaran.

Kemudian crop circle kedua ditemukan di Dusun Ngencek, Desa Krinjing, Kecamatan Secang. Berbeda dengan yang pertama, crop circle ini berbentuk segitiga.

Sementara itu, Irfan, santri Ponpes Hidayatul Muhtadin mengaku masih melihat sawah dalam keadaan utuh pada Jumat (28/1) malam.

Saat itu Irfan sengaja ke sungai untuk mengecek lele milik Ponpesnya. Irfan merupakan orang yang dipercaya untuk mengurus lele-lele tersebut. Irfan berjalan melewati sawah menuju sungai tersebut.

"Saya di sana sampai pukul 19.00 WIB. Kemudian balik lagi ke pondok dan mengaji sampai pukul 23.00 WIB. Habis ngaji saya belik lagi lihat lele," ujarnya.

Namun menurut Irfan, sekitar pukul 23.30 WIB, tiba-tiba ada angin kencang. Angin kencang ini merobohkan batang pohon yang ada di sekitar sungai. Sekitar 30 menit akhirnya angin ini berhenti.

"Malam itu nggak biasanya saya takut sampai merinding. Saya langsung lari ke pondok dan cerita sama teman-teman ada angin kencang. Tapi teman-teman bilang itu hanya angin biasa," jelasnya.

Irfan mengira kemungkinan crop circle tersebut terbentuk sekitar pukul 23.30 WIB hingga pukul 07.00 WIB keesokan harinya. Karena Sabtu (29/1) sekitar pukul 07.00 WIB, Irfan dan temannya, Muhaimin, pergi ke sawah untuk menanam cabai. Tapi sesampainya di sawah, keduanya langsung terkejut melihat bentuk sawah sudah tidak seperti semula. Sudah ada 5 lingkaran di sawah tersebut.

"Pas itu tidak ada satu pun orang yang masuk persawahan. Tidak ada bekas kaki manusia juga," kata warga asli Dusun Mojotengah Desa Mojotengah Kecamatan Krasak, Kabupaten Wonosobo, ini.

Irfan mengaku setelah melihat ada crop circle di sawah tersebut bersembunyi beberapa hari. Pemuda 24 tahun itu takut diperiksa polisi terkait hal ini.

Pantauan detikcom di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB, police line sudah dibuka sejak kemarin. Namun warga mengganti police line tersebut dengan tali rafia agar warga tidak memasuki area crop circle.

(gus/nrl)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here

30 Tahun Berkuasa, Total Kekayaan Mubarak dan Keluarga Rp 360 Triliun!

30 Tahun Berkuasa, Total Kekayaan Mubarak dan Keluarga Rp 360 Triliun!

Selasa, 01/02/2011 13:55 WIB
30 Tahun Berkuasa, Total Kekayaan Mubarak dan Keluarga Rp 360 Triliun!  foto
Rita Uli Hutapea - detikNews


Presiden Hosni Mubarak (AFP) Kairo - Presiden Hosni Mubarak telah memimpin Mesir selama 30 tahun. Sebagian orang menuding dia telah menimbun kekayaannya di sejumlah negara. Lantas, berapa jumlah kekayaan Mubarak dan keluarganya selama tiga dekade berkuasa tersebut?

Menurut harian Alkhabar, Selasa (1/2/2011), jumlah kekayaan Mubarak dan keluarganya mencapai sekitar US$ 40 miliar atau sekitar Rp 360 triliun. Kekayaan Mubarak dan keluarganya tersebut disimpan dalam beberapa rekening dan properti di Amerika Serikat, Inggris dan Jerman.

Suzanne, istri Mubarak, kabarnya telah menjadi anggota klub milyuner sejak tahun 2000. Selain rekening-rekening, Suzanne memiliki properti di pusat kota-kota besar di Eropa seperti London, Frankfurt, Madrid, Paris, dan Dubai. Kekayaan ibu negara Mesir itu diperkirakan antara US$ 3-5 miliar.

Mubarak dan Suzanne memiliki dua anak. Putra pertama, Alaa Mubarak memilih berkarir di perbankan. Pria itu itu memiliki sejumlah properti senilai US$ 8 miliar termasuk properti di Los Angeles, Washington dan New York. Kabarnya dia juga memiliki dua kapal pesiar senilai 60 juta euro.

Putra kedua Mubarak, Gamal Mubarak mempunyai nilai kekayaan hingga US$ 17 miliar. Selain memiliki rekening, sekjen parta berkuasa, Democratic National Party tersebut juga memiliki sejumlah properti yang tersebar di Mesir dan luar negeri.

Sedangkan Mubarak sendiri ditaksir memiliki nilai kekayaan pribadi senilai US$ 10 miliar. Kebanyakan dananya disimpan di bank-bank Amerika, Swiss dan Inggris.

Sejak berkuasa pada tahun 1981, Mubarak mampu menciptakan stabilitas di Mesir. Rahasianya, dia menjalin hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik stabilitas itu, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara terus meningkat.

Mubarak yang anak seorang petani itu dilahirkan pada tahun 1928 di Desa el-Meselha Kahel. Dia tamat dari Akademi Militer pada tahun 1949. Setelah perang Arab-Israel, Mubarak diangkat menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir. Ini menjadi pintu pertama bagi Mubarak untuk masuk ke lingkungan elit politik.

Mubarak kemudian dikenal sebagai pembantu setia Presiden Mesir Anwar Sadat. Mubarak pun ditunjuk menjadi Wakil Presiden oleh Sadat pada tahun 1975. Sejak itu Mubarak memainkan peran penting, dengan menjalin hubungan dengan negara-negara Barat. Pada tahun 1981, Sadat tewas ditembak, Mubarak naik menjadi orang nomor satu di Mesir.

(ita/nrl)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here

30 Tahun Berkuasa, Total Kekayaan Mubarak dan Keluarga Rp 360 Triliun!

30 Tahun Berkuasa, Total Kekayaan Mubarak dan Keluarga Rp 360 Triliun!

Selasa, 01/02/2011 13:55 WIB
30 Tahun Berkuasa, Total Kekayaan Mubarak dan Keluarga Rp 360 Triliun!  foto
Rita Uli Hutapea - detikNews


Presiden Hosni Mubarak (AFP) Kairo - Presiden Hosni Mubarak telah memimpin Mesir selama 30 tahun. Sebagian orang menuding dia telah menimbun kekayaannya di sejumlah negara. Lantas, berapa jumlah kekayaan Mubarak dan keluarganya selama tiga dekade berkuasa tersebut?

Menurut harian Alkhabar, Selasa (1/2/2011), jumlah kekayaan Mubarak dan keluarganya mencapai sekitar US$ 40 miliar atau sekitar Rp 360 triliun. Kekayaan Mubarak dan keluarganya tersebut disimpan dalam beberapa rekening dan properti di Amerika Serikat, Inggris dan Jerman.

Suzanne, istri Mubarak, kabarnya telah menjadi anggota klub milyuner sejak tahun 2000. Selain rekening-rekening, Suzanne memiliki properti di pusat kota-kota besar di Eropa seperti London, Frankfurt, Madrid, Paris, dan Dubai. Kekayaan ibu negara Mesir itu diperkirakan antara US$ 3-5 miliar.

Mubarak dan Suzanne memiliki dua anak. Putra pertama, Alaa Mubarak memilih berkarir di perbankan. Pria itu itu memiliki sejumlah properti senilai US$ 8 miliar termasuk properti di Los Angeles, Washington dan New York. Kabarnya dia juga memiliki dua kapal pesiar senilai 60 juta euro.

Putra kedua Mubarak, Gamal Mubarak mempunyai nilai kekayaan hingga US$ 17 miliar. Selain memiliki rekening, sekjen parta berkuasa, Democratic National Party tersebut juga memiliki sejumlah properti yang tersebar di Mesir dan luar negeri.

Sedangkan Mubarak sendiri ditaksir memiliki nilai kekayaan pribadi senilai US$ 10 miliar. Kebanyakan dananya disimpan di bank-bank Amerika, Swiss dan Inggris.

Sejak berkuasa pada tahun 1981, Mubarak mampu menciptakan stabilitas di Mesir. Rahasianya, dia menjalin hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik stabilitas itu, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara terus meningkat.

Mubarak yang anak seorang petani itu dilahirkan pada tahun 1928 di Desa el-Meselha Kahel. Dia tamat dari Akademi Militer pada tahun 1949. Setelah perang Arab-Israel, Mubarak diangkat menjadi Kepala Angkatan Udara Mesir. Ini menjadi pintu pertama bagi Mubarak untuk masuk ke lingkungan elit politik.

Mubarak kemudian dikenal sebagai pembantu setia Presiden Mesir Anwar Sadat. Mubarak pun ditunjuk menjadi Wakil Presiden oleh Sadat pada tahun 1975. Sejak itu Mubarak memainkan peran penting, dengan menjalin hubungan dengan negara-negara Barat. Pada tahun 1981, Sadat tewas ditembak, Mubarak naik menjadi orang nomor satu di Mesir.

(ita/nrl)

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tutup

You are redirected to Facebook

loadingSending your message



Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).

View the original article here