Tampilkan postingan dengan label untuk. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label untuk. Tampilkan semua postingan
Wapres Datang Bawa Kabar Bahagia untuk Menkes

Wapres Datang Bawa Kabar Bahagia untuk Menkes

KOMPAS/PRIYOMBODOMenteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden RI Boediono dan istrinya Herawati Boediono mengunjungi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2012), untuk menjenguk Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Wapres menyatakan, kondisi Menkes dalam keadaan baik-baik saja meski sakit.

Ia mengatakan, Endang tampak senang saat mengetahui salah satu komik karyanya dipajang saat kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Bidakara.

"Tadi saya di dalam, ngobrol. Dia terlihat ceria. Saya ceritakan kalau di stan di Bidakara tadi ada komik mengenai kesehatan karangan beliau untuk anak-anak. Waktu saya sampaikan, dia sangat senang sekali," tutur Boediono.

Endang dirawat di RSCM karena mengalami sakit kanker paru-paru sejak Jumat (20/4/2012). Ia telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri. Saat menjenguk Endang di RSCM, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan menerima dan mengabulkan pengunduran diri tersebut.


View the original article here

KPK Periksa Nunun untuk Miranda

KPK Periksa Nunun untuk Miranda

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Terdakwa Nunun Nurbaetie menanti persidangan dimulai di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (7/3/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (27/4/2012), memeriksa Nunun Nurbaeti terkait penyidikan kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004. Nunun dimintai keterangan sebagai saksi untuk tersangka kasus itu, Miranda Goeltom.

"Diperiksa sebagai saksi untuk MSG (Miranda S Goeltom)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha.

Nunun yang juga terdakwa kasus suap cek perjalanan tersebut tiba di gedung KPK Jakarta sekitar pukul 08.55  didampingi salah satu kuasa hukumnya, Ina Rachman. Istri mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Adang Darajatun itu tampak mengenakan kemeja putih dipadu kerudung merah bermotif kembang. Tak lupa, Nunun mengenakan kacamata hitamnya.

Saat ditanya soal keterlibatan Miranda dalam kasus suap cek perjalanan tersebut, Nunun enggan berkomentar. "Tanya KPK saja ya," katanya sambil melempar senyum.

Kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI) 2004 ini menyisakan Miranda dan Nunun. Miranda belum juga diperiksa KPK sebagai tersangka sejak statusnya ditingkatkan pada akhir Januari lalu. Sementara, Nunun masih menjalani proses persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.

Miranda diduga ikut serta atau membantu Nunun Nurbaeti memberi suap berupa sejumlah cek perjalanan ke sejumlah anggota DPR 1999-2004. Pemberian cek itu diduga berkaitan dengan pemenangan Miranda sebagai DGS BI 2004. Diyakini, ada penyandandang dana yang belum terungkap di balik Miranda dan Nunun.


View the original article here

Untuk Ibukota, Jonggol Lebih Baik dari Sentul

Untuk Ibukota, Jonggol Lebih Baik dari Sentul

Balon udara di kegiatan festival jelajah balon udara di Sentul, Bogor (Antara/ Jafkhairi)

VIVAnews – Meskipun Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, menawarkan pemindahan Ibukota Indonesia ke wilayah Sentul, Kabupaten Bogor, Wakil Bupati Bogor, Karyawan Faturachman, bersikeras pemindahan sebaiknya ke Kecamatan Jonggol.

“Daripada membangun daerah yang sudah lebih maju, lebih baik daerah yang belum dimajukan. Salah satunya, Kecamatan Jonggol,”ungkapnya, kepada VIVAnews, di kompleks Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Senin 17 Januari 2011.

Ia mengatakan, Kecamatan Jonggol merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bogor yang masih terisolasi baik dari transportasi maupun infrastruktur lainnya. Sehingga, Pemkab Bogor menawarkan kepada pemerintah pusat agar Kecamatan Jonggol direalisasikan menjadi ibu kota menggantikan DKI Jakarta.

Kata dia, jika Kecamatan Jonggol dikembangkan menjadi ibu kota, akan menjadi lebih bermanfaat daripada Sentul. Perekonomian setempat akan bergairah. Selain itu, kata dia, bentangan wilayah di Kecamatan Jonggol lebih leluasa dalam membangun.

Sedangkan, Sentul sudah sempit karena sudah pembangunan gedung maupun perumahan-perumahan sudah marak. Tak hanya itu, penguasaan di Kecamatan Jonggol masih milik adat sehingga pengalihannya lebih simpel dan sederhana. Sementara di Sentul, mayoritas milik pengusaha besar dan orang kaya. ”Jadi pemindahan ibu kota itu lebih baik Jonggol daripada Sentul,” kata Karyawan.

Soal pemindahan Ibukota ini, Pemerintah sudah membentuk tim. Pekan lalu, Presiden bahkan bertemu Rektor Institut Teknologi Bandung Akhmaloka membahas soal ini. Presiden sendiri memiliki visi membentuk Greater Jakarta sebagai Ibukota yang lebih baik dari sekarang ini.

Ayatullah Humaeni | Bogor

• VIVAnews ya better sih di pindah ke kalimantan gitu yg jd center nya jd kaya sumatera papua ga kejauhan ke ibukota...kalo di jonggol sentul ya sama saja daerah situ2 juga. terlalu dekat antara pusat kekuasaan dan bisnis....

View the original article here

Jelang "Jumat Keberangkatan" untuk Mubarak, Demonstran Kembali Bersiap

Jelang "Jumat Keberangkatan" untuk Mubarak, Demonstran Kembali Bersiap

Unjuk rasa anti-pemerintah yang telah direncanakan akan semakin meningkat di Mesir pada hari Jumat ini (4/2) saat jutaan orang berkumpul di masjid di seluruh Mesir untuk melaksanakan shalat Jumat.

Para pengunjuk rasa berencana untuk kembali berdemo dalam jumlah yang lebih besar ke istana presiden pada hari Jumat ini. Dan menamakan aksi mereka dengan nama "Jumat Keberangkatan".

Presiden Hosni Mubarak daya tampak semakin lemah pada saat massa yang besar berkumpul di Kairo untuk hari kesepuluh berturut-turut pada hari Kamis kemarin (3/2), menuntut pengunduran dirinya.

Meskipun tindakan keras pemerintah terhadap para pengunjuk rasa, namun masih banyak warga Mesir yang tetap bertahan di alun-alun Tahrir di Kairo Kamis malam kemarin.

Banyak pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka menginap di Tahrir Square tadi malam dan akan tidur di jalanan sampai tuntutan mereka terpenuhi, yaitu mundurnya Mubarak.

"Kami menginap disini dan kami tidak akan meninggalkan tempat ini kecuali dia (Mubarak) turun," kata beberapa pengunjuk rasa.

Para demonstran menuntut pengusiran Mubarak, yang telah memerintah dengan tangan besi selama tiga dekade.

Pada hari Kamis, kekerasan sekali lagi meletus antara demonstran anti-pemerintah dan loyalis Mubarak di Kairo pusat.(fq/prtv)

Pengacara Israel Gugat Jimmy Carter 5 Juta Dollar
Jumat, 04/02/2011 12:57 WIBKrisis Mesir, Siaran Al-Jazeera Diblokir di Kanada dan AS
Jumat, 04/02/2011 12:56 WIBHesse, Negara Bagian Jerman Pertama yang Melarang Cadar
Jumat, 04/02/2011 12:53 WIBMubarak Tidak Ingin Mesir Jatuh Ke Tangan Ikhwan
Jumat, 04/02/2011 11:13 WIBKetakutan Diserbu, Kedutaan Israel di Kairo Turunkan Bendera
Jumat, 04/02/2011 09:36 WIBIkhwan Menolak Tawaran Kekuasaan Raja Abdullah II
Jumat, 04/02/2011 09:18 WIBCegah Terjadinya Revolusi Rakyat, Aljazair Janji Adanya Perubahan
Jumat, 04/02/2011 09:03 WIB

(Arsip) (Ke Atas)


View the original article here

Demonstran Pro Mubarak Gunakan Senjata Otomatis Untuk Menyerang

Demonstran Pro Mubarak Gunakan Senjata Otomatis Untuk Menyerang

Senjata api berat otomatis menyerang kamp demonstran anti-pemerintah di Kairo Tahrir Square sebelum fajar pada hari Kamis ini (3//2) dalam peningkatan dramatis dari apa yang tampak serangkaian serangan yang direncakan terhadap para demonstran anti Mubarak.Setidaknya tiga pengunjuk rasa tewas oleh tembakan, menurut salah satu aktivis.

Para pengunjuk rasa menuduh rezim Mubarak menggunakan kekuatan preman yang dibayar dan polisi berpakaian preman untuk menghancurkan gerakan mereka, sehari setelah presiden 82 tahun tersebut berpidato menolak untuk mundur. Demonstran memamerkan lencana ID polisi demonstran pro Mubarak, mengatakan ID tersebut direbut dari para penyerang mereka.

Kekerasan semakin intensif semalam, pada saat semburan tembakan senjata otomatis dan tembakan tunggal yang kuat menghujani ke alun-alun Tahrir mulai pukul sekitar 4 pagi dan terus berlanjut selama lebih dari dua jam.

Penyelenggara aksi unjuk rasa anti Mubarak, Mustafa el-Naggar mengatakan ia melihat tiga mayat demonstran tewas yang dibawa menuju ambulans. Dia mengatakan tembakan itu datang dari setidaknya tiga lokasi di kejauhan dan militer Mesir, yang telah mengelilingi alun-alun Tahrir dengan tank selama berhari-hari untuk mencoba untuk menjaga ketertiban, sama sekali tidak melakukan intervensi.

AP Television News menunjukkan satu tank menyebarkan asap tebal di sepanjang jembatan jalan raya persis di utara alun-alun dalam upaya nyata untuk mencabut penyerang dari titik pandang yang tinggi. Kedua belah pihak tampaknya berjuang untuk mengontrol jembatan, yang mengarah ke sebuah jembatan utama di atas Sungai Nil.

Dalam kegelapan, sekelompok laki-laki pro Mubarak melemparkan bom molotov dan melemparkan batu dari jembatan. Beberapa orang lainnya menyeret dua tubuh yang sudah tidak bernyawa dari daerah tersebut. (fq/ap)


View the original article here

Al-Azhar Serukan Rakyat Mesir Untuk Tidak Saling Menumpahkan Darah

Al-Azhar Serukan Rakyat Mesir Untuk Tidak Saling Menumpahkan Darah

Lembaga riset Islam Al-Azhar Al-Sharif kamis ini (3/2) menyerukan semua rakyat Mesir untuk bertindak rasional dan bersikap tenang serta mencegah dan menghindari terjadinya konfrontasi atau tindakan kekerasan, terutama dalam kondisi saat ini, Al-Azhar juga menekankan bahwa setiap tindakan atau perilaku yang mengarah atau menyulut pertumpahan darah merupakan tindakan terlarang dalam Islam.

Hal tersebut disampaikan oleh Lembaga Riset Islam Al-Azahr dalam pernyataan pers pada penutupan pertemuan darurat di bawah pimpinan Syaikhul Azhar Dr Ahmad Al-Thayyib yang menyerukan adanya dialog nasional segera dalam rangka mengatasi krisis serta untuk menjaga keamanan dan memotong jalan terhadap upaya campur tangan asing, menurut laporan Kuwait News Agency.

Al-Azhar mencatat bahwa semua warga harus menjunjung tinggi keamanan dalam negeri, menambahkan bahwa harus adanya rekonsiliasi nasional dan menjaga keamanan tanah air serta persatuan bagi seluruh rakyat Mesir.

Pernyataan Al-Azhar juga memuji peran militer Mesir untuk komitmen mereka terhadap kepentingan nasional.(fq/imo)


View the original article here

Pemerintah Irak Operasikan Penjara Rahasia Untuk Siksa Tahanan

Pemerintah Irak Operasikan Penjara Rahasia Untuk Siksa Tahanan

Pasukan keamanan di bawah kendali Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki mengoperasikan sebuah penjara rahasia yang penuh dengan tahanan yang dipindahkan dari sebuah fasilitas di mana penyiksaan secara luas ditemukan di sana tahun lalu, menurut Human Rights Watch (HRW).

Kelompok hak asasi manusia internasional itu mengatakan bahwa mereka memperoleh dokumen-dokumen rahasia yang menggambarkan sebuah situs rahasia dalam sebuah kamp militer yang disebut Camp Justice, di lingkungan Kathamiya Baghdad. Kamp itu dijalankan oleh Brigade Angkatan Darat ke-56 Irak dan pasukan layanan kontraterorisme. Kedua lembaga itu berada di bawah kewenangan perdana menteri.

Laporan HNW menimbulkan kekhawatiran baru tentang adanya penyiksaan bagi tahanan Irak yang ditahan di Camp Justice dan menggambarkan upaya bersama antara para pejabat Irak untuk menyembunyikan tindakan pelecehan di fasilitas penahanan lainnya.

"Dengan brigade khusus ... tampaknya ada pola untuk melanjutkan penyiksaan dan saya berpikir bahwa bagian itu menjelaskan bahwa pemerintah belum mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah dan "belum mengakui adanya masalah," kata Samer Muscati, seorang peneliti HRW.

Dia mengatakan pejabat dari kantor perdana menteri tidak menanggapi permintaan berulang mereka untuk informasi kamp penahan tersebut atau melakukan pertemuan untuk membahas masalah ini.

Dalam sebuah laporan yang dirilis Selasa kemarin (1/2), HRW mengatakan bahwa hanya beberapa hari sebelum tim inspeksi internasional mengunjungi situs di dalam zona hijau November tahun lalu, pemerintah Irak mentransfer 280 tahanan, tersangka terorisme hampir semua dari mereka merupakan tersangka terorisme, ke Camp Justice.

HRW juga menemukan dokumen dari dua pekan lalu yang menunjukkan seorang perwira brigade ke-56 mencega pengawas penjara HRW dari mengunjungi para tahanan di Camp Honor, pangkalan militer di zona hijau. Juru bicara Pemerintah tidak bisa dihubungi untuk mengomentari laporan tersebut.

Laporan itu mengatakan bahwa sekitar 80 dari 280 tahanan di Camp Justice tidak memiliki akses ke pengacara atau kerabat dan inspektur penjara tidak diizinkan untuk melakukan kunjungan ke fasilitas yang dikendalikan oleh brigade ke-56.

Dalam wawancara dengan HRW, mantan tahanan di Camp Justice menjelaskan adanya aksi pemukulan dan penyiksaan yang terus berlanjut hingga akhir musim panas lalu, setelah pengungkapan luas adanya penyiksaan di sana. (fq/csm)

Nasehat Erdogan untuk Mubarak: Kita Semua Akan Mati, Jadi Mundurlah
Rabu, 02/02/2011 12:23 WIBKembali Pembantai dan Pemerkosa Muslim Bosnia Berhasil Ditangkap
Rabu, 02/02/2011 12:22 WIBMenlu Israel Sewa Jasa PR Eropa untuk Lawan Gerakan Boikot
Rabu, 02/02/2011 12:22 WIBTak Percaya NATO dan Pemerintah, Taliban Ajukan Syarat Dialog
Rabu, 02/02/2011 12:21 WIBKasus Terorisme, "Jihad Jane" Mengaku Bersalah
Rabu, 02/02/2011 12:19 WIBPemuda Inggris Makin Banyak yang Menganggur
Rabu, 02/02/2011 12:19 WIBTokoh Muslim Akhirnya "Manut" Yahudi, Ikut Ziarah ke Situs Holocaust
Rabu, 02/02/2011 10:03 WIB

(Arsip) (Ke Atas)


View the original article here

Menlu Israel Sewa Jasa PR Eropa untuk Lawan Gerakan Boikot

Menlu Israel Sewa Jasa PR Eropa untuk Lawan Gerakan Boikot

Kementerian Luar Negeri Israel berusaha keras untuk memperbaiki citra Israel yang belakang ini makin terpuruk di mata dunia, karena berbagai kasus pelanggaran kemanusiaan. Untuk itu, Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman memutuskan untuk menyewa jasa jaringan perusahaan-perusahaan public relation (PR) di Eropa untuk melakukan kampanye pencitraan bagi Israel.

Surat kabar Jerusalem Post edisi Selasa (1/2), kampanye pemulihan citra Israel pada publik Eropa akan dilakukan dengan cara lebih mengedepankan informasi tentang budaya, ekonomi, sejarah, pariwisata, teknologi, makanan, musik di Israel dan bukan cuma informasi tentang konflik antara Israel dengan dunia Arab.

Kementerian Luar Negeri Israel melakukan "Proyek Pencitraan" itu karena menerima laporan dari kedutaan-kedutaan besarnya di luar negeri, terutama dari Inggris dan sejumlah negara Skandinavia bahwa gerakan boikot produk Israel makin meluas di Eropa dan ada beberapa diantaranya yang sukses/ Misalnya, gerakan boikot di Inggris yang berhasil memaksa sejumlah jaringan supermarket untuk tidak menjual produk Israel dan barang-barang Israel yang diproduksi di daerah pendudukan.

Target "kampanye pemulihan citra Israel" adalah negara-negara Eropa yang berpengaruh, antara lain; Belanda, Denmark, Swedia, Norwegia, Republik Ceko, Prancis, Italia, Jerman, Inggris sampai Spanyol. Lieberman sendiri yang akan menghadiri peluncuran kampanye yang menghabiskan dana 3,26 juta dollar per tahun. (ln/mol)

Tak Percaya NATO dan Pemerintah, Taliban Ajukan Syarat Dialog
Rabu, 02/02/2011 12:21 WIBKasus Terorisme, "Jihad Jane" Mengaku Bersalah
Rabu, 02/02/2011 12:19 WIBPemuda Inggris Makin Banyak yang Menganggur
Rabu, 02/02/2011 12:19 WIBTokoh Muslim Akhirnya "Manut" Yahudi, Ikut Ziarah ke Situs Holocaust
Rabu, 02/02/2011 10:03 WIBDemonstran: Jumat 4 Februari Merupakan "Hari Keberangkatan" bagi Mubarak
Rabu, 02/02/2011 09:50 WIBTiru Tunisia dan Mesir, Warga Suriah Serukan Demo Lewat FB dan Twitter
Rabu, 02/02/2011 09:07 WIBMendagri Tunisia: Pasukan Keamanan Terlibat Konspirasi Jatuhkan Negara
Rabu, 02/02/2011 08:51 WIB

(Arsip) (Ke Atas)


View the original article here

Setelah MS Kaban, Gajah Lisa Cari Ayah Angkat Untuk Anak Kedua

Setelah MS Kaban, Gajah Lisa Cari Ayah Angkat Untuk Anak Kedua

forumPosted : tugoris Rabu, 02/02/2011 11:25 WIB Revolusi di Yaman Sebuah Keniscayaan?

Gb Semenjak tumbangnya rezim Ben Ali yang menguasai Tunisia selama 23 tahun itu, "hawa" ... Rabu, 02/02/2011 09:12 WIB Fahmi Salsabila: Jika Mubarak Bertahan, Kerusuhan Bisa Membesar di Mesir

Gb Demonstrasi besar-besar digelar di Mesir untuk meminta Presiden Hosni Mubarak mundur dan pergi. ... Rabu, 02/02/2011 15:35 WIB Derita Mesir Dari Naser Hingga Mubarak

Gb Dari Gamal Abdul Naser, beralih ke Anwar Sadat, lalu Hosni Mubarak, rakyat Mesir hidup di ... Selasa, 01/02/2011 17:47 WIB Mohamad Oemar, Kangen Mie Tek-tek Gara-gara Lama di Luar Negeri

Gb Seswapres yang baru, Mohamad Oemar bersyukur dengan jabatan barunya. Setelah malang ...

View the original article here