Menlu Mesir Tuduh AS Mendikte Negaranya

Washington, (tvOne)

Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Abul Gheith, Rabu (9/2), menuduh Amerika Serikat memaksakan keinginannya atas negerinya dengan mendikte tentang cara bertindak.

Di dalam satu wawancara dengan stasiun PBS, Amerika, menteri itu mengatakan, "Ketika anda berbicara mengenai layak, segera, sekarang --seakan-akan anda memaksakan kehendak pada negara besar seperti Mesir, teman besar yang sejak dulu selalu memelihara hubungan paling baik dengan Amerika Serikat, anda memaksakan kehendak anda atas dia."

Sejak protes massal anti-pemerintah meletus pada 25 Januari di Mesir guna menyerukan pemilihan umum yang bebas dan adil serta diakhirinya 30 tahun kekuasaan Presiden Hosni Mubarak, Presiden AS Barack Obama dan para pejabat tinggi lain AS seringkali mengeluarkan seruan terbuka. Mula-mula mereka menyerukan peralihan segera tapi beberapa hari kemudian mereka "menganjurkan" peralihan secara layak.

Di dalam percakapan telefon paling akhirnya dengan timpalannya dari Mesir Omar Suleiman pada Selasa (8/2), Wakil Presiden AS Joe Biden menyerukan peralihan teratur di Mesir yang "cepat, berarti, damai dan sah". Ia menuntut, antara lain, pemerintah Mesir segera membatalkan peraturan darurat dan mengundang oposisi sebagai mitra untuk bersama-sama menyusun peta jalan dan jadwal bagi peralihan.

Abul Gheit mengatakan kepada PBS saran Biden tak membantu sama sekali. Menteri Luar Negeri Mesir itu mengatakan, "Ketika saya membaca itu pagi ini, saya benar-benar terkejut sebab sekarang ini, sewaktu kita berbicara, ada 17.000 tahanan berkeliaran di jalan-jalan. Mereka melarikan diri dari penjara yang telah dirusak. Bagaimana anda bisa meminta saya membatalkan peraturan darurat sementara saya menghadapi kesulitan?"

"Beri saya waktu, izinkan saya mengendalikan dan menstabilkan rakyat, menstabilkan negara dan kemudia kami akan mengkaji masalah lain," katanya.

Abul Gheit pertama kali melancarkan serangan balik pada Ahad (6/2) terhadap campur tangan asing. Ia mengatakan pemerintah Mesir menolak dikte dari luar, terutama dari negara-negara Barat. Ia mengatakan kepada wartawan, "Mesir tak berada di bawah mandat siapa pun." (Ant)

Bookmark and Share

View the original article here

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »